www.republika.co.id, Jumat, 22 Oktober 2021
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi meminta, Pemprov DKI Jakarta membangun fasilitas pengolahan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF) di wilayahnya saja. Hal ia sampaikan jelang pembaruan perjanjian kerja sama yang akan disepakati dalam waktu dekat ini.
“Iya kita terus minta supaya minimal pengurangan yang datang dan kedepan lebih menjanjikan untuk diolah menjadi teknologi terbarukan. Toh ITF di mana mana belum jalan, mending di Bantargebang,” kata Pepen, sapaan akrabnya, Kamis (21/10).
Lebih lanjut, dia menekankan, pembangunan ITF di area Bantargebang diharapkan dapat meminimalisasi datangnya sampah yang terus menggunung. “Ya makanya sekarang banyak zona-zona itu dilandfill ditutup tanah artinya penggeseran-penggeseran untuk volume itu diaesuikan untuk mengatur ketinggian,” tutur dia.
Saat ini, proses usul pembangunan ITF itu baru pada tahap addendum. Politisi Partai Golkar ini menilai, pembangunan ITF di Bantargebang bisa lebih murah dibandingkan membuat ITF di lahan baru kawasan DKI Jakarta.
“Ya yang deket Ancol (IFT sunter) saja belum jadi, itukan harganya bisa dua atau tiga kali lipat ketimbang bikin di Bekasi(Bantargebang),” terangnya.
Terkait ITF Sunter, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, saat ini, dua BUMD DKI yang diberikan penugasan telah melakukan proses pelelangan dalam mencari mitra strategis.
Diberitakan Republika sebelumnya, dua BUMD itu, yakni PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan Perumda Pembangunan Sarana Jaya.
Selain di Sunter, ITF nantinya dibangun juga di Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur. Anies menyampaikan hal itu dalam rapat paripurna dengan agenda penyampaian pandangan umum fraksi terhadap rancangan peraturan daerah tentang Perubahan APBD 2021 di DPRD DKI Jakarta, Selasa (19/10).
“Mengingat pembangunan ITF skalanya membutuhkan pembiayaan yang cukup besar maka diperlukan mitra strategis untuk membantu percepatan pembangunan,” ucap Anies.