www.dprd-dkijakartaprov.go.id, Kamis, 1 Februari 2024
DPRD
Tahun 2024, Pemprov DKI Jakarta diminta fokus pada penanganan banjir sebagai satu di antara program prioritas dengan anggaran Rp. 2,85 triliun atau 4 persen dari total belanja daerah Rp. 72,6 triliun.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Shinta Yosefina menyatakan, siap mengawal seluruh program yang telah diajukan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI. Sehingga, penanganan banjir bisa dilaksanakan optimal.
Salah satu fokusnya yakni, mengembalikan fungsi penampungan air sungai dengan cara pengerukan dan pelebaran (normalisasi) Sungai Ciliwung yang diyakini mampu menjadi solusi menangani banjir di Jakarta.
Sebab, komitmen merampungkan normalisasi Sungai Ciliwung tahun ini bukan hanya dengan Pemprov DKI saja. Namun juga dengan Pemerintah Pusat.
“Untuk program jangka panjang banjir, ini penting sekali eksekutif dapat kerja keras mempercepat normalisasi sungai, apalagi kita sudah dapat dukungan dari pusat untuk normalisasi Ciliwung,” ujar Shinta saat dihubungi, Kamis (1/2).
Selain normalisasi Sungai Ciliwung, Shinta juga yakin pemeliharaan rumah pompa secara optimal sangat berpengaruh terhadap waktu surut genangan dan minimalisasi titik banjir di ibukota.
“Selain itu kita juga perlu pembangunan waduk dan memperbanyak rumah-rumah pompa terutama untuk mengatasi banjir di wilayah-wilayah yang datarannya sangat rendah di DKI Jakarta,” ungkap Dia.
Sebelumnya, anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth telah mengimbau Dinas SDA DKI untuk serius mengerjakan sejumlah program penanggulangan banjir. Di antaranya, Pemasangan sheet pile atau dinding turap sebagai penahan air saat musim hujan. Sehingga air tidak meluap ke permukiman warga di sekitar sungai.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth. (dok.DDJP)
Selain itu, Kenneth juga meminta dilakukan pengerukan lumpur di sungai, waduk, embung secara berkala dengan harapan mampu menjadi solusi penanganan banjir.
“Pemasangan sheet pile, pengerukan lumpur di Waduk dan Embung kita dorong untuk dilaksanakan sebab sangat berpengaruh sebagai tempat penampungan air. Ini bisa mengurangi 40 persen titik banjir Jakarta,” tutur Kenneth di Kebon Sirih Podcast Episode Kebut Penanganan Banjir Jakarta. (DDJP/gie)