www.kompas.com, Selasa, 23 November 2021
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta mengungkapkan keseriusannya dalam mengubah “wajah” Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (PKJ-TIM). Ke depannya kawasan PKJ-TIM diharapkan menjadi simpul ekosistem kebudayaan dengan desain ramah lingkungan, ramah penyandang disabilitas, dan mengoptimalkan ruang publik. Rencana revitalisasi pusat kesenian yang berulang tahun pada 10 November ini telah dikukuhkan Gubernur DKI Jakarta pada peringatan 50 tahun Taman Ismail Marzuki pada akhir 2018. Proses pembangunan TIM sendiri dimulai pada medio atau pertengahan 2019. Salah satu poin penting revitalisasi ini adalah pengembalian fungsi pusat kesenian Jakarta seperti rancangan awal saat didirikan pada 1968.
Awalnya PKJ-TIM memiliki teater tertutup, teater terbuka, teater arena, teater halaman, teater besar, sanggar baru, Masjid Amir Hamzah, Sanggar Tari Huriah Adam, wisma seni, serta perumahan Anggota Dewan Kesenian Jakarta dan Dosen Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Namun, pada 1996, PKJ-TIM meniadakan teater tertutup, teater halaman, teater terbuka, dan teater arena. Dalam revitalisasi pusat kesenian nanti, Pemprov DKI Jakarta berencana membangun kembali keempat teater ini. Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana mengatakan, selain revitalisasi prasarana lama, PKJ-TIM juga akan memiliki fasilitas baru. “Fasilitas budaya yang baru, yaitu teater halaman, teater arena, Galeri Annex, dan pusat latihan budaya. Sementara, fasilitas yang direvitalisasi adalah Graha Bhakti Budaya, Galeri Cipta satu hingga tiga, dan perpustakaan,” katanya seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.
Untuk memperelok dan meningkatkan fungsi PKJ-TIM, Iwan menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta akan menugaskan PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Adapun desain PKJ-TIM yang direvitalisasi akan menggunakan karya dari arsitek Andra Matin, pemenang sayembara pada 2007. Progres pembangunan revitalisasi TIM sendiri sudah mencapai 60 persen terhitung per Minggu (14/11/2021). Pembangunan tersebut dibagi menjadi tiga fase. Pertama, meliputi pembangunan Masjid Amir Hamzah, gedung parkir taman, gedung perpustakaan, dan wisma seni.
Kedua, meliputi revitalisasi Graha Bhakti Budaya, teater halaman, Galeri Annex, pemutakhiran Planetarium, serta pusat latihan seni dan pekerjaan kawasan. Sementara itu, fase ketiga mencakup pekerjaan interior dan pengoperasian alat. Selain revitalisasi fasilitas pembangunan, Pemprov DKI Jakarta akan menata PKJ-TIM menjadi kawasan hijau dengan pepohonan. Seperti diketahui, dahulu ruang terbuka hijau (RTH) di PKJ-TIM hanya 11 persen. Dengan revitalisasi ini, Pemprov DKI Jakarta berharap RTH akan bertambah menjadi 28 persen.
Tak hanya kawasan hijau, nantinya Pemprov DKI Jakarta akan merancang arsitektur PKJ-TIM yang ramah bagi penyandang disabilitas.
Barometer seni dan budaya
Dalam kesempatan tersebut, Pemprov DKI Jakarta mengatakan bahwa revitalisasi TIM tidak hanya sekedar perkara fisik. Ke depannya juga disertai dengan pembangunan sistem pengelolaan kesenian dan budaya. Sebab, kesenian dan budaya merupakan hal penting agar peran Jakarta sebagai salah satu barometer perkembangan kesenian di Indonesia dapat kembali unggul di mata internasional. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kerja Sama dan Komunikasi IKJ, Suryana Paramita menilai, revitalisasi TIM adalah keputusan yang baik.
Apalagi mempertimbangkan usia bangunannya yang sudah cukup tua. Maka dari itu, diperlukan adanya akomodasi terhadap perkembangan teknologi yang semakin pesat. “Revitalisasi TIM diharapkan dapat memberi wajah baru dan semangat berkesenian dalam merespons zaman,” ujar Paramita. Lebih lanjut, ia mengatakan, revitalisasi PKJ-TIM akan dapat membuka peluang kolaborasi program seni antarnegara serta inovasi dalam karya seni dan teknologi. Wajah baru TIM, sebut Paramita, juga diharapkan menarik minat masyarakat, terutama generasi muda, untuk semakin dekat dengan lingkungan seni.
“Saya berharap revitalisasi ini tidak hanya menjadikan TIM sebagai bentuk bangunan fisik baru, tetapi juga disertai visi dan misi yang sejalan dan berpihak pada seniman hingga pendidikan seni,” ucapnya. Oleh karenanya ia mengharapkan TIM dapat berkembang secara transparansi, sehingga tidak hanya seniman yang merasakan wajah baru Taman Ismail Marzuki, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat.