NasDem Sebut Anies Lambat Tangani Banjir di Jakarta

Detik.com, Minggu, 21 Februari 2021

Sejumlah wilayah di Jakarta terendam banjir pada Jumat (19/2) dan Sabtu (20/2) kemarin. Wakil Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakrta, Nova Harivan Paloh menyebut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan lambat dalam menangani banjir di Jakarta.

“Lambat,” ujar Nova kepada wartawan, Sabtu (20/2/2021) saat menjawab pertanyaan apakah penangan banjir yang dilakukan Pemprov DKI atau Pak Anies lambat.

Nova mengatakan pada Sabtu kemarin dia meninjau lokasi banjir di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Lokasi tersebut telah tergenang banjir sejak pukul 03.00 WIB pada Sabtu, tapi hingga Sabtu malam air tak kunjung surut.

“Saya di lokasi Mampang dari jam 3 pagi mereka kan, saya berkomunikasi dengan warga setempat, kayaknya ini paling parah dibanding tahun sebelum di wilayah Mampang dan sekitarnya. Sampai sekarang (Sabtu malam) dari jam 3 pagi itu sudah lebih dari 6 jam,” ucapnya.

Dia pun mempertanyakan realisasi APBD Perubahan 2020 hingga APBD 2021 sampai sejauh mana. Sebab, di dalam APBD itu ada anggaran terkait penanganan banjir.

“Saya kira gini lah, kita nggak usah berdebat masalah normalisasi atau naturalisasi yang bisa dilakukan apa secepatnya? Saya maunya secepatnya, targetnya sampai berapa lama kita harus menyelesaikan normalisasi atau naturalisasi itu, satu. Kedua, program untuk waduk–waduk sampai sejauh mana?” katanya.

Sebelumnya diberitakan, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meninjau kondisi Pintu Air Ciliwung Lama, Jakarta Pusat. Dalam kunjungan itu, Anies menyebut curah hujan lokal yang ada di Jakarta kecil. Banjir masih terjadi di sejumlah titik karena curah air dari hulu masih tinggi.

“Curah hujan lokal itu sudah sangat kecil, karena hari ini praktis tidak ada hujan,” ujar Anies, Sabtu (20/2/2021).

Anies mengatakan banjir yang terjadi di Jakarta berasal dari kiriman air dari hulu sungai. Menurutnya, volume air yang masuk dari hulu sungai ke Jakarta saat ini masih tinggi.

“Yang saat ini sedang terjadi adalah air dari hulu masuk ke Jakarta, sekarang kita berada di simpang Sungai Ciliwung yang masuk ke Ciliwung kecil, Ciliwung Lama, ini sudah dibuka di posisi maksimum. Ini penting untuk membuat aliran dari Sungai Mampang, Sungai Krukut, nanti bisa mengalir dengan baik di dekat Pintu Air Karet,” katanya.

Mantan Mendikbud itu mencontohkan banjir yang terjadi di Kemang, Jakarta Selatan itu disebabkan karena tingginya volume air dari hulu sungai. Kondisi tersebut menyebabkan banjir di wilayah dilewati aliran sungai dari hulu memerlukan waktu untuk surut.

“Jadi saat ini kawasan Kemang misalnya, air dari hulu masih banyak, tetapi karena KBB jumlah airnya masih banyak sekali, sehingga tidak leluasa mengalir, oleh karena itu di Kemang akan perlu waktu sampai airnya turun. Perlu waktunya apa? karena air dari hulu masih mengalir amat deras, jadi saat ini yang menjadi perhatian kita adalah soal keselamatan warga. Mereka tetap disiapkan tempat pengungsian, sampai air surut di sungai yang mengalir dari hulu,” ucapnya.