www.pikiran-rakyat.com, Jumat, 19 November 2021
Beredar kabar Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta berencana membentuk pasukan siber atau cyber army untuk melawan buzzer yang dianggap sering mendiskreditkan ulama dan umat Islam.
Kabar tersebut tak ditampik oleh Ketua MUI DKI Jakarta Munahar Muchtar.
Akan tetapi oleh banyak pihak pembentukan cyuber army dikaitkan dengan pemberian dana hibah Pemprov DKI Jakarta yang sangat timpang dengan organisasi Islam lainnya. Di antaran NU, Muhammadiyah.
Selain itu pemberian dana hibah yang jumalhnya fantastis untuk MUI DKI Jakarta juga dikaitkan dengan pencalonan Anies Baswedan pada 2024 mendatang.
Salah satu yang melontarkan dugaan tersebut adalah Mohammad Guntur Romli. Melalui akunnya @GunRomli menyebut kenapa dana hibah MUI DKI Jakarta sangat timpang dibandingkan NU dan Muhammadiyah.
“Baru “ngeh” kenapa MUI DKI Dapat Hibah 10 M, sedangkan NU DKI cuma 2 M dan Muhammadiyah DKI cuma 1,8 M. Ternyata MUI DKI bikin buzzer–buzzer buat belain Anies. Dan Anies ditempatkan seperti ulama wkkk…,” cuitan Guntur Romli pada 19 November 2021.
Selain itu besarnya dana hibah yang dikucurkan Pemprov DKI Jakarta antara MUI, NU dan Muhammadiyah juga diungkap Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta dari FPSI, Anggara Wicitra Sastroamidjojo.
Anggara juga mengungkapkan melalui akunnya @ASastroamidjojo, pada 15 November lalu, menyoroti ketimpangan dana hibah Pemprov DKI Jakarta tersebut.
Dalam unggahannya Anggara menyebut, tak ada kepentingan apa pun selain sebagai bentuk penghormatan untuk kedua Ormas Islam besar atas dasar historis dan dedikasi NU dan Muhammadiyah dalam membangun negeri.
“Hibah PWNU Jakarta senilai 2,07 miliar, Muhammadiyah 1,89 miliar dan MUI sebesar 10,6 miliar,” tambah Anggara Wicitra.
“Timpangnya dana hibah yang didapat NU dan Muhammadiyah membuat saya terdorong untuk mengkritisi dana hibah yang dianggarkan untuk kedua ormas Islam besar ini,” tutupnya. ***