Merdeka, Selasa, 9 Februari 2021
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI melaporkan 1.029 warga yang tinggal di 150 RT DKI Jakarta terdampak banjir. Ketinggiannya pun beragam, mulai dari 10 hingga 150 sentimeter. Warga harus mengungsi di beberapa tempat pengungsian. Mulai dari sekolah, masjid, GOR atau di gedung–gedung milik Pemprov DKI. Akhir tahun lalu, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mewacanakan menyiapkan hotel bintang satu atau bintang dua sebagai tempat pengungsian banjir. Ini menjadi pilihan terakhir.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani menagih rencana tersebut. Zita mengungkit kembali janji Pemprov DKI. “Akhir tahun kemarin, kalau tidak salah, Pemprov siapkan tempat mengungsi per keluarga atau per kamar. Bahkan kalau sempat bilang di hotel,” ungkap Zita dalam keterangan tertulisnya yang diterima merdeka.com, Selasa (9/2).
Zita belum menemukan adanya hotel di Jakarta yang dijadikan tempat pengungsian korban terdampak banjir. Zita dan anggota DPRD DKI Jakarta lainnya sempat meninjau lokasi pengungsian di wilayah Jatinegara, Jakarta Timur pada hari Senin kemarin, yakni ke Gedung Karang Taruna RW 11, Bidara cina dan Masjid Kampung Melayu. Setelah meninjau langsung lokasi pengungsian, dia berharap Pemprov DKI Jakarta bisa segera menyiapkan tempat pengungsian yang bisa menjaga jarak dan ada pemisah, setidaknya antar keluarga. Sebab, dia khawatir pengungsian terbuka bisa menimbulkan klaster penyebaran Covid–19.
Tidak menutup kemungkinan penularan penyakit lainnya yang sering ditimbulkan di tempat pengungsian, yakni diare, penyakit kulit, dan DBD.”Saya pikir, ini berbahaya. kan jadi klaster Covid–19 baru disana. Bahkan kata Z bukan hanya covid ancamannya, penyakit kulit, demam berdarah, dan yang lainnya juga,” kata Zita.
“Sudah menjadi tugas Pemprov untuk siapkan pengungsian seperti itu. Apalagi di kondisi Covid–19. Saya berharap Pemprov segera sikapi,” ujarnya.
Zita juga sempat menyinggung alokasi dana penanganan banjir. Menurutnya, hal itu merupakan salah satu kunci menuntaskan banjir DKI Jakarta. Menurutnya, sebesar apapun anggarannya namun tidak tepat alokasinya, maka penanganan banjir Jakarta tidak akan bisa cepat tuntas. “Untuk melawan banjir, tidak cukup hanya dengan anggaran besar. Tapi komitmen dan alokasi yang tepat sasaran, itu kunci utamanya. kedepannya, perlu ditingkatkan komitmen pembenahan infrastruktur jangka pendek dan panjang,” ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan, bahwa hotel bintang satu atau bintang dua sebagai tempat pengungsian banjir yang bakal disiapkan oleh Pemprov DKI Jakarta, menjadi pilihan terakhir. “Nanti itu kita lihat, kita cek dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), itu kan pilihan terakhir,” kata Riza dikutip dari Antara, Senin (9/11/2020).
Riza mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan menggunakan terlebih dahulu fasilitas yang ada di sekitar lokasi banjir, bukan hotel di tengah kota. “Jadi menggunakan tempat–tempat sekitar perumahan, mereka juga kan rata–rata mengungsi tidak mau jauh–jauh dari lingkungannya,” ucapnya.
Dia juga menyebut, rencana penggunaan hotel sebagai lokasi pengungsian banjir belum pasti. Pemprov DKI Jakarta masih memiliki banyak alternatif tempat pengungsian. “Belum, belum sejauh itu. Masih ada tempat–tempat yang biasa digunakan seperti balai pertemuan balai rakyat, GOR (gedung olah raga) dan sebagainya,” kata Riza.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Sabdo Kurnianto menyatakan bahwa pihaknya akan berusaha untuk menyediakan lokasi pengungsian banjir yang aman dari virus corona atau Covid–19, sesuai instruksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Bagaimanapun kita berupaya memanusiakan mereka. Kalau bisa mereka masing–masing menempati satu kamar baik di GOR, di wisma, ataupun hotel. Itu lebih baik. Kalau bisa hotel bintang satu dan dua, dan lokasi seperti wisma itu disiapkan,” kata Sabdo dikutip dari video yang disiarkan Youtube Pemprov DKI Jakarta pada 6 November 2020 lalu.