Jakarta – Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Sandiaga Uno, menggelar coffee morning bersama DPRD DKI Jakarta di Balai Kota, Selasa (27/2). Dalam pertemuan tersebut, dibahas banyak hal mengenai permasalahan yang dihadapi Pemprov DKI.
Tampak hadir dalam pertemuan tersebut, Wakil Ketua DPRD DKI dari Fraksi PPP Abraham Lunggana (Lulung), Wakil Ketua DPRD dari Fraksi Gerindra M Taufik yang berada satu meja dengan Sandiaga. Kemudian, hadir pula Sekretaris Daerah (Sekda) DKI, Saefullah yang duduk satu meja dengan Ketua Fraksi Hanura DPRD, Ongen Sangaji.
Salah satu yang disoroti oleh DPRD DKI, adalah penyerapan anggaran DKI yang masih rendah. Padahal, tahun anggaran akan memasuki triwulan pertama. Hingga saat ini, diperkirakan serapan anggaran masih mencapai 6 persen, dari total nilai APBD DKI sebesar Rp 77,1 triliun.
“Serapan pada triwulan pertama ini kami nilai masih rendah. Karena itu, kita masih dorong agar serapannya baik,” kata Taufik di lokasi coffee morning.
Menurutnya, serapan anggaran Pemprov DKI harus digenjot lebih tinggi lagi. Alasannya, penyerapan anggaran merupakan salah satu faktor yang menggerakkan ekonomi masyarakat. Sehingga, ketika penyerapan anggaran rendah, maka akan berdampak para pergerakan ekonomi masyarakat ikut melambat.
“Serapannya masih kecil lah, mungkin sekitar enam persen. Karena serapat itu, sulit menggerakkan ekonomi masyarakat. Jadi, kita tidak mau lagi seperti yang disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) pada November tahun lalu, uang DKI di Bank ada Rp 20 triliun. Itu enggakboleh lagi besar di ujung,” ujarnya.
Untuk itu, kata Taufik, pihaknya meminta Pemprov DKI harus melakukan evaluasi untuk mencari tahu penyebab serapan anggaran masih rendah saat memasuki triwulan pertama tahun anggaran 2018. Harus ada komunikasi yang intensif antara eksekutif dan legislatif. “Evaluasi eksekutif saya kira itu segera dilakukan. Kami melihat dari faktor perencanaan yang menurut saya kurang baik. Kedepan tidak boleh lagi,” terangnya.
Selain itu, legislatif akan banyak melakukan komunikasi dengan mengundang para SKPD untuk mendiskusikan terkait serapan anggaran yang rendah. Dan meminta jangan sampai nanti pada akhir tahun anggaran menyisakan nilai anggaran tak terserap yang terlalu tinggi. “Kalau besar diujung nanti penyimpangan banyak. Jadi penyerapan anggaran harus tinggi untuk menggerakkan ekonomi lebih cepat,” ungkapnya.
Selain menyoroti masalah serapan anggaran yang rendah, Taufik juga menyoroti road to Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang tengah gencar dilakukan Pemprov DKI. Pihaknya memberikan apresiasi langkah Sandiaga untuk mempercepat pencatatan aset milik DKI, serta pemanfaatan aset tersebut sehingga ekonomi dapat bergerak dan menciptakan lapangan pekerjaan.
Sementara itu, Sandiaga sendiri mengakui, masalah penyerapan anggaran yang rendah merupakan pekerjaan rumah yang akan segera diselesaikannya bersama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Kondisi ini, akan menjadi koreksi kedepan bagi Pemprov DKI untuk menggenjot penyerapan anggaran yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
“Masalah penyerapan anggaran ini merupakan perencanaan dan capaian yang sekarang ini kita koreksi ke depan. Kita tidak ingin ada efek tongkat hoki ini berulang terus terjadi. Dalam perencanaan di 2017 akhir kemarin, memang dari perencanaan mengarah harus kita ubah. Kita sudah bentuk tim ujungnya membentuk lapangan kerja itu yang kita inginkan,” kata Sandiaga.