Bisnis Indonesia, 1 Februari 2021
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali diingatkan untuk menjelaskan kepada publik ihwal dana komitmen atau commitment fee Formula E.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani mendorong Anies segera merespons pertanyaan publik.
“Yang paling tahu nominal dan status keuangannya seperti apa tentu gubernur, termasuk dengan kabar uang Formula E yang menganggur,” kata dia saat dihubungi, Minggu (31/1/2021).
Dia berpendapat, pro dan kontra anggaran Formula E dapat diselesaikan dengan mendengarkan langsung jawaban dari Anies.
“Saya terus mendorong gubernur agar segera menjawab keresahan masyarakat,” ucap politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Sebelumnya, balap Formula E direncanakan berlangsung pada 2020. Namun, diundur karena pandemi. DKI Jakarta resmi menjadi tuan rumah ajang balap mobil listrik internasional itu selama lima tahun berturut–turut.
Pemerintah DKI telah menyetor commitment fee penyelenggaraan Formula E 2020 dan 2021 sebesar Rp560 miliar. Rinciannya, Rp 360 miliar dibayarkan pada Desember 2019 untuk commitment fee 2020 dan Rp 200 miliar untuk 2021.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI lantas mengkritik pembayaran ini. Anggota PSI, Anggara Wicitra Sastroamidjojo, mengatakan, dana tersebut lebih baik dimanfaatkan untuk menanggulangi wabah Covid–19 yang sedang melanda Ibu Kota.
Corporate Communications Manager PT Jakarta Propertindo, Melisa Sjach, mengatakan penyelenggaraan balap mobil listrik Formula E 2021 telah dipastikan ditunda. Hal tersebut sesuai dengan arahan Gubernur Anies Baswedan yang diterima oleh Organizing Committee (OC) Formula E.
“Langkah ini merupakan inisiatif sekaligus respons terhadap masukan dari para pemangku kepentingan guna memastikan keselamatan bersama sebagai prioritas,” kata Melisa dalam keterangan tertulisnya hari ini, Jumat, 22 Januari 2021.
Meski begitu, Melisa memastikan dana komitmen alias commitment fee yang telah disetorkan Pemprov DKI Jakarta kepada Formula E Operations (FEO) sebagai promotor dan pemegang lisensi ABB FIA Formula E tak akan raib. Alasannya, penundaan tersebut berkaitan dengan pandemi Covid–19 yang masih merebak di Jakarta.