Dalam rangka memperingati HUT ke-70 BPK RI, BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan serangkaian acara yang meliputi Ziarah Makam Pimpinan BPK RI,perlombaan ketangkasan karyawan, upacara bendera,Tasyakuran dan diakhiri dengan pemotongan tumpeng serta pembagian hadiah lomba.
Perlombaan yang di adakan di Perwakilan DKI Jakarta dengan berbagai macam lomba yang dipertandingkan dalam kegiatan antara lain, Senam,bakiak, balap karung, pindah batu bata,pipa bocor dan Volley sarung. Sebagai puncak perlombaan diadakan lomba Karaoke yang diselenggarakan setelah upacara peringatan HUT BPK RI ke-70 dan Tasyakuran yang di ikuti oleh seluruh pejabat Struktural dan Fungsional serta seluruh JFP,penunjang maupun Pramu saji.
Seperti juga dengan peringatan HUT BPK RI di tahun-tahun sebelumnya, pada peringatan HUT tahun ini juga digelar acara ziarah makam para Pimpinan BPK antara lain di TMP Kalibata,TPU Karet Bivak,TPU Menteng Pulo,dan TPU Tanah Kusir yang juga diikuti oleh para pejabat dilingkungan BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta mendampingi para Pimpinan BPK RI Pusat.
BPK RI juga mengadakan Upacara untuk memperingati HUT BPK RI ke -70 yang diadakan juga serentak di seluruh Perwakilan BPK yang berpusat di tiap ibu kota provinsi. Dalam pidato Ketua BPK RI yang dibacakan oleh Kepala Perwakilan BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta Syamsudin, Ketua BPK RI mengajak untuk merapatkan barisan dan meningkatkan semangat kerja kita untuk melaksanakan seruan para pendiri bangsa. Bung Karno pernah berkata, hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri akan menjadi bangsa yang kuat. Artinya, di tangan kitalah maju atau mundurnya bangsa dan negara kita. Jika kita bekerja keras, bersatu-padu, maka negara dan bangsa akan maju dan sejahtera. Namun, jika kita malas maka negara dan bangsa ini akan menjadi negara terbelakang dan miskin.
Selama 70 tahun merdeka, sudah banyak kemajuan yang kita raih dan kita rasakan. Secara keseluruhan, negara Indonesia telah berkembang menjadi negara relatif maju dengan tingkat pendapatan menengah, rata-rata pertumbuhan ekonomi relatif tinggi, tingkat kemiskinan dan pengangguran juga berhasil diturunkan. Di bidang politik, Indonesia telah menjelma menjadi negara demokratis terbesar ketiga di dunia, keamanan dan persatuan senantiasa terjaga dengan baik.
Walaupun banyak kemajuan yang telah kita raih, namun masih ada persoalan yang harus kita hadapi. Persoalan tersebut antara lain kemajuan pembangunan belum merata di seluruh wilayah Indonesia; kemiskinan dan pengangguran masih mudah kita jumpai di sekitar kita, meskipun sudah jauh berkurang dibanding awal Indonesia merdeka; kesenjangan pendapatan antara orang kaya dan orang miskin masih lebar; dan yang paling parah penyakit korupsi terus berjangkit di hampir semua lapisan masyarakat dan semua jajaran birokrasi. Seluruh persoalan tersebut jika tidak ditanggulangi dapat menghambat pencapaian cita-cita para pendiri bangsa, yaitu mewujudkan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam pemeriksaan kinerja, BPK terus meningkatkan kualitas dan jumlah pemeriksaan kinerja. Selama ini, rekomendasi hasil pemeriksaan kinerja telah banyak membantu pemerintah dalam memperbaiki dan mengambil kebijakan. Dalam pemeriksaan dengan tujuan tertentu, BPK menemukan banyak kasus pengadaan barang dan jasa, perjalanan dinas, bantuan sosial, investasi, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, dan sebagainya. Atas temuan tersebut, BPK memberikan rekomendasi untuk mendorong perbaikan dalam penanganan program dan kegiatan.
Selama lima tahun terakhir (2010-2014), BPK menyampaikan 215.991 rekomendasi senilai Rp77,61 triliun kepada entitas yang diperiksa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 55,56% rekomendasi senilai Rp26,30 triliun telah selesai ditindaklanjuti. Selama lima tahun, tindak lanjut berupa penyerahan aset dan/atau penyetoran uang ke kas negara secara kumulatif senilai Rp16,05 triliun. Jumlah ini merupakan sebagian aset dan atau uang negara yang berhasil diselamatkan BPK melalui pemantauan tindak lanjut rekomendasi BPK.
Dalam pemeriksaan atas laporan keuangan tahun buku 2015, BPK menghadapi tantangan terkait dengan pemberlakuan akuntansi berbasis akrual. Sesuai dengan keputusan Raker 2015, kita harus melakukan identifikasi dan mapping risiko, baik risiko yang ada diinternal BPK maupun risiko yang ada di entitas.
Untuk membantu pemeriksaan, buku panduan pemeriksaan laporan keuangan berbasis akrual perlu segera direviu atau disempurnakan. Buku panduan tersebut perlu diharmonisasikan satu sama lain untuk menghindari perlakuan yang berbeda untuk hal yang sama secara substansi, baik antar pemeriksa, antar auditorat, dan antar kantor perwakilan.
Pada kesempatan ini pula dianugerahkan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya kepada pegawai BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta. Penghargaan ini diberikan untuk menghargai PNS yang telah bekerja dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila, UUD Negara RI Tahun 1945, negara dan pemerintah, serta dengan penuh pengabdian, kejujuran, kecakapan, dan disiplin serta terus menerus paling singkat 10 tahun, 20 tahun, dan 30 tahun. Penerima Satyalancana Karya Satya di BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta yaitu: penganugerahan Satyalancana Karya Satya XXX tahun kepada Aan Sofyan. Dianugerahkan pula Satyalancana Karya Satya XX tahun kepada Isra Mulyanti dan Satyalancana Karya Satya X tahun kepada Rachmat Yulianto dan Andreas Ramli Masalindo.
Semoga BPK RI terus berjuang menjaga harta negara,Dirgahayu BPK RI!!! ===AF===