www.detik.com, Senin, 8 Agustus 2022
Detik
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengungkapkan sejumlah pertimbangan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengubah nama 31 RSUD menjadi Rumah Sehat untuk Jakarta. Pemprov menyebut nama Rumah Sehat untuk Jakarta telah lama disiapkan.
“Terkait penjenamaan Rumah Sehat untuk Jakarta sudah cukup lama disiapkan,” kata Wakadinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati kepada wartawan, Senin (8/8/2022).
Ani menjelaskan, beberapa pertimbangan Anies menggunakan nama Rumah Sehat untuk Jakarta. Pertimbangan itu salah satunya untuk mengubah pola pikir masyarakat terhadap rumah sakit.
“Ada beberapa pertimbangan dalam penjenamaan rumah sehat untuk Jakarta yaitu merubah pola pikir masyarakat, bahwa datang ke rumah sakit bukan hanya ketika sakit tetapi juga untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas kesehatannya,” jelas Ani.
Ani menyebut Rumah Sehat untuk Jakarta mengembangkan konsep layanan promotif dan preventif. Hal itu merupakan salah satu bagian dari pelayanan rumah sakit.
“Untuk itu, Rumah Sehat untuk Jakarta mengembangkan konsep layanan promotif preventif sebagai bagian dari layanan rumah sakit yang paripurna dan berkesinambungan,” ujarnya.
Ani menjelaskan, perubahan logo rumah sakit umum se-Jakarta. Perubahan logo bertujuan mempersatukan identitas fasilitas kesehatan (faskes) DKI Jakarta.
“Selain itu, perubahan logo juga bertujuan sebagai kesatuan identitas bagi faskes milik DKI Jakarta sehingga jejaring layanan dapat lebih baik dan mampu memberikan akses yang luas kepada masyarakat,” ujarnya.
Dia mengatakan perubahan nama Rumah Sehat untuk Jakarta merupakan momentum memberikan layanan kesehatan yang baik untuk masyarakat.
“Sebagai momentum bagi seluruh unsur dalam Rumah Sehat untuk Jakarta dalam memberikan layanan kesehatan yang berorientasi pada pasien dan mengembangkan hospitality dalam pelayanan hingga memberikan pengalaman yang baik bagi masyarakat,” ucap Ani.
Sebagai informasi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengubah nama 31 RSUD menjadi Rumah Sehat untuk Jakarta. Kebijakan penjenamaan Anies ini lalu menuai pro-kontra.
Selain perubahan nama, Anies menyeragamkan logo di 31 RSUD tersebut. Anies mengatakan penjenamaan dilakukan agar rumah sakit tidak lagi sebagai tempat orang sakit.
“Jadi rumah sehat ini dirancang untuk benar-benar membuat kita berorientasi pada hidup yang sehat, bukan sekadar berorientasi untuk sembuh dari sakit,” kata Anies, Rabu (3/8/2022).
“Selama ini rumah sakit kita, berorientasi pada kuratif dan rehabilitatif sehingga datang ke rumah sakit untuk sembuh, untuk sembuh itu harus sakit dulu sehingga tempat ini menjadi tempat orang sakit,” tambahnya.
Pencanangan branding RSUD menjadi Rumah Sehat untuk Jakarta ini digelar di RSUD Cengkareng dan dilakukan secara serentak untuk lima wilayah Kota Jakarta dan Kabupaten Kepulauan Seribu.
Anies mengatakan pandemi COVID-19 membuatnya belajar pentingnya menjaga kesehatan. Karena itu, dia ingin agar rumah sakit di Jakarta juga berperan dalam aspek preventif atau pencegahan.
“Di sisi lain pada saat pandemi kemarin kita menyaksikan pentingnya menjaga kesehatan. Karena itu, kita ingin rumah ini menjadi rumah di mana perannya ditambah, aspek promotif, aspek preventif,” tambahnya.
Anies juga berharap pola pikir masyarakat dapat berubah dengan pemakaian istilah Rumah Sehat untuk Jakarta. Dia mengatakan branding Rumah Sehat untuk Jakarta ini dibahas sejak 2019, tapi baru bisa dicanangkan saat pandemi mereda. Perubahan istilah RSUD menjadi Rumah Sehat juga termaktub dalam Kepgub 562 Tahun 2022 yang diteken pada 16 Juni 2022.
(nhd/haf)