Pembangunan Dikebut, Progres Pengerjaan MRT Jakarta Fase 2A CP 201 Monas-Thamrin Capai 40,25 Persen

www.tribunnews.com, Kamis, 14 Juli 2022
Tribun2

Pemprov DKI Jakarta terus mengebut pembangunan moda raya terpadu (MRT) Jakarta. Progres pembangunan Fase 2A CP 201 rute Stasiun Thamrin – Stasiun Monas sudah mencapai 40,25 persen per 25 Juni 2022.
Hal ini disampaikan Direktur Utama PT MRT Jakarta William P. Sabandar dalam media briefing yang dilaksanakan Kamis (30/6/2022) lalu.
“Jadi, kalau CP 201 progresnya sudah mencapai 40,25 persen di progres per Juni,” ucapnya.
Untuk Stasiun Monas, saat ini pengerjaan yang dilakukan meliputi pengecoran base slab pada Stasiun Box Monas dan pengecoran kolom concourse level pada RSS.
Selain itu, kini tengah dikerjakan pengeboran terowongan Monas-Thamrin. Penggalian stasiun secara keseluruhan dan pengeboran terowongan tersebut ditargetkan rampung tahun ini.
Untuk Stasiun Thamrin, saat ini pekerjaan pada tahap pengecoran base level pada Kort Shaft Thamrin.
Kemudian, pekerjaan pembongkaran guide wall dan pekerjaan jet grout pada area utara Stasiun Thamrin, serta pekerjaan persiapan arrival Tunnel Boring Machine (TBM) 1 atau mesin bor terowongan pada South Shaft Thamrin.
Selain itu, kini juga tengah dikerjaan pekerjaan jet grout, pemasangan traffic deck, dan pemasangan king post pada area selatan Stasiun Thamrin, serta main drive TBM 1 untuk tunnel Bundaran HI-Thamrin.
“Pada 2022 ini, target penyelesaian pekerjaan di Stasiun Thamrin meliputi penggalian roof slab stasiun sisi selatan, pemasangan traffic decking sisi timur station box, dan pengeboran koridor Bundaran HI-Thamrin,” ujarnya.
Untuk Fase 2 CP 203 rute Stasiun Glodok – Stasiun Kota, progres pembangunannya berada di angka 13,7 persen per 25 Juni 2022.
Untuk Stasiun Glodok, kini tengah dikerjakan pembangunan Washing Bay dan persiapan Diaphragm Wall.
Sedangkan, pembangunan di Stasiun Kota meliputi penanganan rel trem dan pekerjaan soil investigation.
Sejak diluncurkan Presiden Joko Widodo pada 24 Februari 2022 lalu, TBM 1 telah berhasil memasang membangun terowongan sepanjang 144 meter (96 ring). Untuk TBM 2 yang telah selesai dirakit dan memulai pengeboran pun telah berhasil membangun 75 meter (50 ring) menuju Stasiun Thamrin.
Sebagai informasi, fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer. Total ada tujuh stasiun bawah tanah pada rute ini, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota.
Pengerjaan fase 2A ini dibagi ke dalam dua segmen, yaitu Bundaran HI – Harmoni yang ditargetkan rampung Maret 2025 dan segmen Harmoni – Kota yang ditargetkan selesai Agustus 2027.
Kemudian, fase 2B MRT yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study).
Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp 22,5 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.
Berbeda dengan fase 1, fase 2 dibangun sekaligus dengan membangun kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (Transit Oriented Development).
Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, tetapi juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan kegiatan manusia, bangunan, serta ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik, sehingga dapat terus menunjang daya angkut penumpang.
Dapat Dukungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Jepang
Dalam kunjungan kerjanya ke Jepang, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memimpin langsung delegasi Kementerian Perhubungan RI bersama jajaran PT MRT Jakarta (Perseroda) bertemu dengan sejumlah pejabat penting dari kementerian terkait Jepang, seperti Ministry of Land, Infrastructure, Transport, and Tourism (MILT); Japan Bank of International Cooperation (JBIC), Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Prime Minister’s Special Advisor to the Cabinet Mori Masafumi, dan Ministry of Foreign Affairs (MOFA).
Menteri Budi Karya Sumadi menyampaikan apresiasi terhadap dukungan Pemerintah Jepang atas kesuksesan pembangunan dan operasional fase 1 MRT Jakarta.
Dalam konferensi pers dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Jepang, Menteri Budi Karya Sumadi juga menyampaikan bahwa dukungan kuat dari Pemerintah Jepang untuk pembangunan fase 2 menjadi bukti nyata hubungan baik antara kedua negara.
Ia juga membuka kesempatan bagi Pemerintah Jepang apabila ingin kembali mendukung pembangunan fase 3.
“Bahwa apa yang kami lakukan di sini ialah mengupayakan bahwa proyek infrastruktur yang menjadi satu visi misi Presiden Jokowi dapat dilaksanakan dengan baik, termasuk yang mendapat dukungan dari Jepang, yaitu MRT Jakarta, Pelabuhan Patimban, pengujian kendaraan, dan kereta semi cepat Jakarta – Surabaya,” jelas Menteri Budi Karya.
“MRT Jakarta sudah berjalan fase 1 dan sekarang kita tengah melakukan pembangunan fase 2 dari Bundaran HI – Kota lalu diteruskan hingga Ancol. Dalam pertemuan tersebut, kita membahas bagaimana proyek ini bisa berjalan dengan baik dan cepat,” tambahnya.
“Kita juga mendiskusikan jalur East – West, dan alhamdulillah dalam waktu dekat akan dilakukan penandatanganan satu kepastian dari pendanaan dari Jepang sehingga proyek MRT Jakarta dari selatan dan utara serta dan timur – barat bisa berjalan baik,” pungkasnya.
Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar yang juga ikut langsung dalam pertemuan menambahkan bahwa Pemerintah Jepang telah berkomitmen, melalui JICA, untuk mengakselerasi proyek fase 2.
“Saat ini, kita sedang mengerjakan fase 2 MRT Jakarta dari Bundaran HI menuju Kota. Sedang dilakukan dua proyek percepatan, yaitu fisik dan sistem. Dan pemerintah Jepang, melalui JICA, dalam pertemuan tadi telah memberikan komitmen akselerasi terhadap proyek tersebut,” ujarnya.
“Akan ditandatangani komitmen atau pledge pendanaan Jepang terhadap penambahan anggaran pembangunan fase 2. Demikian juga komitmennya untuk pembangunan fase 2B. Terakhir, dalam pertemuan tersebut, juga ada komitmen untuk mempercepat pelaksanaan koridor East – West,” sambungnya.
Willam menambahkan, untuk koridor East – West, Pemerintah Jepang akan memfokuskan pada segmen DKI Jakarta sepanjang sekitar 23 kilometer dari Ujung Menteng hingga Tomang.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang dan Federasi Mikronesia, Heri Akhmadi menilai bahwa kunjungan Menteri Perhubungan RI ke Jepang telah mengurai beberapa hal yang selama ini terhambat, khususnya dalam penyelesaian proyek infrastruktur perhubungan yang didukung oleh Pemerintah Jepang.
“Sekalipun dalam waktu singkat, kunjungan ini telah mengurai beberapa kebuntuan yang selama ini terjadi. Saya bergembira sekali atas kehadiran Menteri Perhubungan dan jajarannya, serta Direktur Utama MRT Jakarta dan jajarannya,” kata dia.
Selain membicarakan percepatan pembangunan fase 2 dan berikutnya, kunjungan kerja tersebut juga menggelar TOD Seminar terkait pemaparan perkembangan pembangunan kawasan berorientasi transit dan titik potensial investasi di jalur tersebut, serta market gathering and hearing terkait pekerjaan CP 205 dan CP 206 fase 2 MRT Jakarta.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta (Perseroda) Silvia Halim, yang ikut dalam rombongan, memaparkan tentang potensi dan rencana pengembangan kawasan berorientasi transit di jalur MRT Jakarta.
“Respons peserta seminar transit-oriented development sangat baik. Lebih dari 10 perusahaan pengembang besar dari Jepang ikut dalam seminar ini. Selain dari MRT Jakarta, tim dari JICA juga menjelaskan tentang usulan kerangka kerja konsep Transit Oriented Development di Indonesia,” tuturnya.
“Ini merupakan upaya kita untuk terus mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak dalam mengakselerasi

Editor: Content Writer