www.merdeka.com, Kamis, 7 Oktober 2021
Anggota Komisi E DPRD DKI, Ima Mahdiah menduga nilai commitment fee yang dibebankan ke Jakarta untuk Formula E tidak semahal yang telah dibayarkan. Dugaan itu merujuk pada penurunan nilai commitment fee yang disetorkan kepada Formula E Operation (FEO).
Dia mengatakan, dalam dokumen pengajuan penyertaan modal daerah (PMD) tertulis commitment fee, rerata per tahun sebesar Rp470 miliar. Kemudian, nilai tersebut turun menjadi Rp186 miliar per tahun.
“Apa setelah ramai, baru akhirnya ketahuan sebenarnya commitment fee yang sebenarnya hanya Rp186 miliar saja?” kata Ima kepada merdeka.com, Kamis (7/10).
Politikus PDIP itu juga mengkritisi penjelasan pihak Jakpro yang menyampaikan commitment fee diperuntukan biaya panitia acara dimulai dari tiket pesawat, hotel, logistik, membangun jaringan elektronik, dan sebagainya.
“Bagaimana mereka bisa bilang balapan ini akan sukses jika venue saja mereka masih bingung,” ungkapnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Widi Amanasto menegaskan biaya pelaksanaan Formula E tidak akan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI. Rencana biaya tersebut akan didapatkan dari pihak sponsor atau iklan.
Untuk setiap tahun pelaksanaan DKI harus mengeluarkan anggaran sebesar Rp150 milliar. Biaya tersebut di luar dari commitmen fee atau biaya komitmen sebesar Rp560 miliar. Dana Rp150 milliar merupakan anggaran perkiraan untuk sehari penyelenggaraan.
“Kira-kira kalau kita dapat sponsor gede, terus dapat lah Rp300 miliar maka kita bisa bikin event-event lagi tambahan pre event. Tapi kalau dapatnya Rp150 miliar, ya untuk event hari H saja cukup, ya sudah kita selenggarakan segitu,” kata Widi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (6/10).
Nantinya kata dia, biaya Rp150 milliar dari sponsor akan digunakan untuk infrastruktur penyelenggaraan. Mulai dari aspal lintasan hingga batas jalan.
Sedangkan, biaya komitmen yang dibayarkan untuk tiga kali penyelenggaraan untuk pengirim kru, mobil, panggung, hingga grand stand.
“Broadcating masuk di commitment fee. Dia memproduksi itu 2 juta poundstrling, jadi supaya pengambilan gambar pakai drone pakai ini, 2 juta itu biayanya, itu di mereka. Termasuk pengambilan gambar-gambar itu juga,” ucap dia.
Widi optimistis penyelenggaraan Formula E berjalan dan mendapatkan persetujuan dari DPRD DKI. Sebab untuk biaya pelaksanaan tidak membebankan APBD.
“Insya Allah ada keyakinan (waktu cukup untuk penyelenggaraan), saya orang bisnis, bisa,” jelas dia.
Pemprov DKI Jakarta menyatakan tidak akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalam penyelenggaraan Formula E pada tahun 2022, 2023, dan 2024.
Hal tersebut berdasarkan dokumen yang di unggah dalam website PPID. Dalam dokumen tersebut disebutkan DKI Jakarta dikenakan biaya commitment fee atau biaya komitmen sebesar Rp560 miliar.
Biaya tersebut digunakan selama penyelenggaraan Formula E di Jakarta dan sudah dibayarkan sebelum pandemi tahun 2020.
“Anggaran yang dibayar oleh Pemprov DKI hanyalah commitment fee awal saja yang telah dibayar pada tahun 2019, selanjutnya akan dilaksanakan oleh Jakpro secara murni B to B (business to business) melalui sponsorship,” bunyi dokumen tersebut.
Sedangkan untuk biaya pelaksanaan setiap tahunnya dikenakan anggaran sebesar Rp 150 milliar. Nantinya biaya tersebut tidak akan menggunakan APBD.
“Tidak dibayar oleh APBD, tapi akan bersumber dari sponsorship yang akan dilakukan oleh Jakpro,” sambungnya. [fik]