PAM Jaya Kudu Perbanyak Bangun Reservoir Komunal

www.rm.id, Rabu, 21 Juni 2023
Rm

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta mendorong Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum (PAM) Jaya memperbanyak pembangunan reservoir komunal atau tempat penampungan air bersih berbasis permukiman warga. Sebab, masih ada 35 persen wilayah di Ibu Kota belum terjangkau layanan air bersih perpipaan.
Per Kamis (15/6), baru ada tiga reservoir komunal yang diresmi¬kan. Teranyar di Rukun Tetang¬ga (RT) 02, Rukun Warga (RW) 06 Cengkareng, Jakarta Barat. Sedangkan sembilan lagi masih dalam tahap perencanaan.
Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Wa Ode Herlina mengatakan, pihaknya mendukung penuh target cakupan pelayanan total 100 persen, termasuk per¬baikan perpipaan yang sudah tak layak fungsi.
Dia meminta PAM Jaya mem¬percepat dan lebih masif mem¬bangun reservoir komunal.
“Ini sebagai upaya pemenuhan kebutuhan air bersih dan menjamin kesehatan masyarakat Jakarta,” kata Wa Ode.
Apalagi, lanjut dia, banyak wilayah permukiman padat penduduk yang belum mendapat¬kan suplai air bersih perpipaan. Karena itu, dia meminta ke PAM Jaya membangun terminal air di tiap lokasi di Jakarta. Dengan dibangunnya terminal air, layanan air bersih bagi warga sekitar akan terpenuhi. Untuk itu DPRD akan mendu¬kung melalui Penyertaan Modal Daerah (PMD).
“Kami selalu mengusulkan membangun air minum di waduk yang bisa diolah kembali, agar waduk di sekitarnya bisa melayani kebutuhan air minum masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut, politisi PDI Per¬juangan ini mengingatkan agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengedepankan as¬pek pelayan bagi masyarakat.
”Kebutuhan masyarakat itu tanggung jawab kita. Jangan lagi Pemprov berhitung. Berapa pun investasinya, asalkan tidak ada penyimpangan sebaiknya dilaksanakan,” tegasnya.
3 Reservoir Diresmikan
Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin menuturkan, reservoir komunal rencananya akan dibangun di sembilan titik permukiman warga yang belum mendapatkan suplai air bersih.
“Kami membuka reservoir di wilayah yang memang kesulitan air. Kami datang untuk mendeteksi, mengidentifikasi kampung-kampung yang masih kesulitan air bersih,” ujarnya.
Arief mengaku, saat ini sudah ada tiga reservoir yang telah diresmikan. Yakni, di pemukiman di Duri Kepa, pemukiman warga di Rorotan dan di Duri Kosambi.
“Model seperti inilah yang kami konversi, sehingga tidak ada lagi gerobak air. Reser¬voir ini kapasitasnya 50 kubik. Jumlah sasarannya 633 rumah, dengan 3.000-an jiwa di dalam¬nya,” terang Arief.
Arief menjelaskan, gangguan suplai air di wilayah Duri Ko¬sambi selama beberapa bulan terakhir disebabkan kurangnya tekanan suplai air dan pening¬katan kebutuhan air bersih di masyarakat.
Hal itu membuat tekanan air di dekat pusat distribusi men¬jadi tinggi, dan di permukiman yang jauh dari pusat distribusi mengalami tekanan air yang melemah.
“Dengan reservoir komunal, masalah tersebut dapat teratasi,” ucapnya.
Menurut Arief, reservoir komunal merupakan inovasi sederhana PAM Jaya, yakni bak penampungan berskala besar yang dibangun di wilayah dengan suplai dan tekanan air rendah.
Sederhananya, reservoir komunal berfungsi untuk menam¬pung air pada jam saat air tidak banyak digunakan. Kemudian, tampungan air tersebut didorong oleh pompa ke rumah warga.
Saat ini, pihaknya akan mem¬bangun sembilan reservoir ko¬munal di wilayah low supply. Yakni Marunda Kepu, Jalan Cilincing Huk Cacing, Jalan Raya STIP Marunda Makmur. Waduk Pluit-Jalan Muara Baru Penjaringan, Tamansari. Gombol Paya-Kalideres, Semanan, Duri Kosambi dan Kebon Kosong.
Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD) DKI Jakarta Nasruddin Djoko Surjono mengapresiasi PAM Jaya yang telah menghadirkan reservoir komunal.
Dia mengatakan, saat ini war¬ga sudah dapat merasakan man¬faat hadirnya reservoir komunal dengan mulai tersedianya suplai air di wilayahnya.
Menurutnya, harga air perpi¬paan yang lebih murah dibandingkan air jerigen, membuat warga Jakarta bisa menghemat pengeluaran.
“Air jerigen, rata-rata dijual Rp 5.000 per 20 liter. Sedangkan tarif air perpipaan untuk kategori rumah tangga sederhana berkisar Rp 1.050 hingga Rp 3.500 per Rp 1.000 liter,” ucap Nasruddin.
Artinya, lanjut Nasruddin, warga yang mendapatkan akses air perpipaan dapat menghemat pengeluaran yang bisa dialih¬kan untuk peningkatan kuali¬tas hidup, seperti misalnya, pendidikan.
Dia pun berpesan, agar warga menjaga fasilitas tersebut.
“Gunakan air bersih dengan bijak sesuai kebutuhan,” im¬baunya, menyampaikan pesan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono. ■