www.kompas.com, Kamis, 15 April 2021
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta membeli sejumlah alat transportasi bermotor pemadam kebakaran pada 2019 lalu. Pembelian dua robot pemadam kebakaran yang bernilai senilai Rp 32 miliar itu menjadi sorotan publik. Khususnya setelah menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). BPK menyebut bahwa terdapat kelebihan bayar dalam pembelian robot pemadam kebakaran itu. Catatan Badan Pengelola Keuangan (PBK) Daerah Provinsi DKI Jakarta, pengadaan mobil damkar di tahun 2019 itu bermasalah dari sisi harga kontrak dengan temuan harga riil dari BPK.
Dilansir dari Buku I Laporan Keuangan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2019 yang diterbitkan badan pemeriksa keuangan (BPK), terdapat perbedaan harga riil dan nilai kontrak pengadaan yang cukup besar dengan total Rp 6,5 miliar. Termasuk dengan paket dua robot buatan Kroasia yang kini seringkali beraksi memadamkan api saat kebakaran di Jakarta berlangsung. Sebagai kilas balik, berikut adalah spesifikasi lengkap dari dua robot pemadam kebakaran milik Dinas Gulkarmat DKI Jakarta yang dibeli dengan anggaran tahun 2019 tersebut:
Robot Dok-Ing MVF-5 U3
Unit pertama adalah unit pengurai material kebakaran yang diberi nama model Dok-Ing MVF-5 U3. Dilansir dari situs resmi penjualan dok-ink.hr, robot tersebut memiliki spesifikasi tahan terhadap ledakan sehingga cocok untuk dioperasikan dalam menanggulangi kebakaran di area berbahaya, seperti stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), pabrik hingga gudang bahan bakar kimia.
Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan, alasan robot ini dihadirkan sebagai salah satu petugas tak bernyawa laskar Gulkarmat adalah untuk mengurangi risiko petugas-petugas bernyawa lainnya saat memadamkan api di tempat yang rawan ledakan. “Ini untuk operasional yang sifatnya membahayakan, seperti di kilang minyak atau di tempat-tempat yang memang berbahaya kimia atau yang bisa berakibat terjadi ledakan,” kata Satriadi, Kamis 13 Februari 2020. Robot tersebut dilengkapi dengan tangki berkapasitas 2.500 liter air, dan 500 liter busa, dan memiliki tekanan air di atas 15 bar. Tak tanggung-tanggung, robot yang berasal dari Kroasia ini mampu menyemburkan air sejauh 55 meter, dan busa sejauh 45 meter. Selain dibekali tangki besar dan kemampuan penyemprotan yang mumpuni, robot tersebut juga tahan terhadap api dan ledakan, dilengkapi alat pencapik dan penarik beban yang berfungsi membersihkan puing di lokasi kebakaran. Robot tersebut memiliki panjang 5,75 meter; lebar 2,31 meter; tinggi 2,32 meter; berat 16.000 kilogram. Sedangkan jenis mesin yang digunakan merupakan jenis Caterpillar dengan tenaga 105 kilo Watt dan torsi sebesar 1.257 Newton meter.
Robot LUF 60
Sedangkan robot kedua adalah robot jenis LUF 60. Robot kali ini lebih sederhana, dan datang dari Austria. Dilansir dari situs penjualan LUF 60 luf60.at, robot damkar ini hanya bisa dioperasikan dengan jarak maksimal 300 meter dan diperuntukan sebagai pemadam dengan risiko ledakan rendah. Karena dimensinya yang ringkas, robot LUF 60 bisa menjangkau area sempit seperti terowongan dan bisa menaiki anak tangga dengan kemiringan 30 derajat. Dengan lebar 1,35 meter, robot tersebut diklaim mengatasi kebakaran di tempat sempit seperti pemukiman padat penduduk, gang-gang sempit yang mustahil dilalui truk damkar. Meski kecil, keunggulan LUF 60 dibandingkan robot sebelumnya adalah jarak semprot air yang lebih jauh, yaitu sejauh 70-80 meter dengan bentuk water fog, water canon dan foam. Robot satu ini tidak memiliki tangki air dan memerlukan suplai air dari selang yang ditancapkan ke bagian belakang robot. Sehingga LUF 60 harus bekerja tidak jauh-jauh dari sumber air seperti mobil tangki pemadam, sumber air kali, waduk, dan laut. Adapun dimensi LUF 60 memiliki panjang 2,33 meter, lebar 1,35 meter, tinggi pipa kipas 2 meter dan bobot 2.200 kilogram. LUF 60 menggunakan mesin diesel berjenis John Deere bertenaga 104 kilo Watt dengan empat silinder berpendingin air.