www.liputan6.com, Senin, 3 Oktober 2022
Liputan6
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Elly, mengungkapkan pemerintah provinsi DKI Jakarta memberikan subsidi pangan untuk masyarakat yang memiliki kartu subsidi seperti pemilik Kartu Jakarta Pintar, Kartu Penghuni Rumah Susun, dan program kartu lainnya yang bersubsidi.Dia menjelaskan, tahun 2022 Pemprov DKI menganggarkan sebesar Rp 1,1 triliun untuk 6 komoditas pangan yakni beras premium, susu UHT, ikan kembung, telur ayam, daging sapi, daging ayam.
Untuk rincian harga yakni beras premium Rp 30.000 per 5 kg, susu UHT Rp 30.000 1 KTN isi 24 pak, ikan kembung Rp 13.000 per kg isi 6-9 ekor, telur ayam Rp 10.000 per kg isi 15 butir, daging sapi Rp 35.000 per kg, daging ayam Rp 8.000 per ekor.
“Ini komoditas per bulan. Untung tinggal di Jakarta, transportasi, bahan pokok di subsidi,” ujar Elly, di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Senin (3/10).
Elly menerangkan ada ada 378 gerai seluruh DKI Jakarta, misalnya di rumah susun, kemudian gerai-gerai kelurahan. “Itu untuk mendekatkan ke para sasaran misalnya di rumah susun ada, di gerai-gerai kelurahan ada, kemudian pusatnya disini (Pasar Induk Cipinang),” terang dia.
Sementara pada waktu yang sama, Kementerian Perdagangan, Zulkifli Hasan mengungkapkan apresiasi kepada Pemprov DKI karena memberikan harga yang terjangkau kepada masyarakat di daerahnya.”Nah ini DKI ternyata lebih maju ya, mungkin APBD-nya banyak jadi ini di jual Rp 30.000 (beras),” ujar Zulhas, Senin (3/10).
Zulhas menyebut apabila pemerintah daerah perhatian dan care, serta turun langsung melihat langsung harga di pasar juga mampu memberikan subsidi kepada masyarakat.
“Kita harapkan Pemda yang lain juga sama (bisa memberikan subsidi),” tambahnya.
Jokowi: Perang Belum Akan Selesai, 19.600 Orang Mati Kelaparan Karena Krisis Pangan
Presiden Joko Widodo dalam acara pengarahan kepada para Kepala Daerah pada Kamis (29/09/2022.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberi bocoran, konflik perang yang terjadi di beberapa negara belum akan segera berakhir. Imbasnya, dunia terancam bakal dilanda krisis pangan, krisis energi hingga krisis finansial yang memanjang.
Kesimpulan itu didapat Jokowi pasca dirinya beberapa waktu lalu melawat ke Ukraina dan Rusia, untuk bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Dunia saat ini pada posisi yang semua negara sulit. Lembaga-lembaga internasional menyampaikan, tahun 2022 sangat sulit. Tahun depan mereka sampaikan akan lebih gelap,” kata Jokowi dalam acara pembukaan BUMN Startup Day di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (26/9/2022).
“Saat saya bertemu dengan presiden Putin selama 2,5 jam, berdiskusi, ditambah dengan Zelensky 1,5 jam berdiskusi, saya menyimpulkan, perang tidak akan segera selesai,” tegasnya.
RI 1 memprediksi, segala kesulitan yang kini tengah terjadi masih akan terus berlanjut. Bukan sekadar krisis pangan dan energi saja, namun negara dunia berpotensi terbebani kesulitan finansial.
“Itu berarti akan ada kesulitan-kesulitan yang lain. Krisis pangan, krisis energi, krisis finansial, covid yang belum pulih. Dan akibatnya kita tahu, sekarang ini saya baru saja dapat angka 19.600 orang mati kelaparan karena krisis pangan,” bebernya.
Namun, Jokowi tak mau berputus asa. Menurutnya, Indonesia masih menyimpan potensi ekonomi digital yang luar biasa besar, dan itu bisa jadi asa untuk bisa menyelamatkan negara.
“Tapi saya melihat ini ada opportunity yang bisa dilakukan. Karena ekonomi digital kita tumbuh pesat, tertinggi di Asia Tenggara, melompat 8 kali lipat dari Rp 632 triliun di 2020 menjadi Rp 4.531 triliun nanti di 2030,” tuturnya.
Indonesia Dihantui Krisis Pangan, Jokowi Ingatkan Sumber Makanan Bukan Hanya Beras
Petani memanen padi dari Sawah Abadi di kawasan Ujung Menteng, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Padi hasil panen tersebut tidak dijadikan beras, tapi dijadikan benih untuk dibagikan kepada kelompok tani yang ada di wilayah Jakarta. (merdeka.com/Imam Buhori)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat agar tidak hanya bergantung pada sumber pangan utama berbasis komoditas beras, di tengah ancaman krisis pangan akibat konflik Rusia dan Ukraina.
Terlebih, perang Rusia dan Ukraina diproyeksikan akan berlangsung dalam kurun waktu lama. “Yang namanya urusan pangan ini kan tidak hanya urusan beras saja. Komoditas yang lainnya banyak sekali. Pangan tidak hanya beras. Hati-hati,” kata Jokowi dalam acara pembukaan BUMN Startup Day 2022 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (26/92)
Dikatakan masih banyak sumber pangan pengganti beras yang tersedia di berbagai wilayah namun belum dimanfaatkan secara baik.
Sebagai contoh porang yang justru digandtungi di luar negeri sebagai sumber karbohidrat pengganti beras.”Ada sorgum, ada kasava (singkong), ada sagu, dan lain-lain,” imbuh Jokowi.
Jokowi meminta sejumlah pihak terkait untuk kembali menggalakkan program diversifikasi pangan berbasis ketersediaan lokal.
Hal ini sekaligus untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan mengonsumsi sumber karbohidrat pengganti beras yang lebih sehat.
“Sehingga ini menjadi sebuah peluang besar dan target konsumen dari petani di ladang, dari nelayan di lautan, sampai masuk melompat ke dapurnya ibu-ibu rumah tangga,” tandasnya.