www.viva.co.id, Rabu, 21 September 2022
Viva
Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi berhasil menyalurkan listrik ke 11 pulau berpenghuni yang ada di Kabupaten Kepulauan Seribu. Tak hanya itu, masyarakat Kepulauan Seribu pun kini bisa menikmati listrik selama 24 jam penuh.
Dari 11 pulau berpenghuni atau dihuni oleh masyarakat, sebanyak 10 pulau di antaranya telah dialiri listrik melalui kabel laut. Adapun 10 pulau tersebut ialah Pulau Untung Jawa, Pulau Lancang Besar, Pulau Pari, Pulau Payung Besar, Pulau Tidung Besar, Pulau Panggang, Pulau Pramuka, Pulau Kelapa, Pulau Kelapa Dua, dan Pulau Harapan. Sedangkan, satu pulau lainnya yaitu Pulau Sebira dialiri listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) atau genset dan Pembangkit Listrik Tenaga Surga (PLTS) berkapasitas 400 kWp.
Sebagai informasi, PLTS yang ada di Pulau Sebira ini dibangun oleh PT PLN UID Jakarta Raya atas kerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta dan diresmikan pada 2020 lalu. Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI Jakarta, Andri Yansyah menambahkan, dua pulau resort yaitu Pulau Tengah dan Pulau Kaliage juga sudah dialiri listrik dari kabel bawah laut. “Sedangkan, pulau resort lainnya pada umumnya sumber listriknya berasal dari PLTD, seperti di Pulau Bidadari, Pulau Onrust, Pulau Pantara, Pulau Pelangi, Pulau Ayer, dan Pulau Sepa,” ucapnya. “Sedangkan, Pulau Macan sumber listriknya melalui PLTS,” tambahnya menjelaskan.
Untuk 10 pulau berpenghuni yang dialiri listrik lewat kabel bawah laut, masyarakat sudah bisa menikmati listrik 24 jam penuh. Sedangkan, Pulau Sebira menggunakan pola pengoperasian 12 jam daya listrik bersumber dari PLTS (pukul 07.00 sampai 19.00 WIB) dan 12 jam daya listrik bersumber dari PLTD (pukul 19.00 hingga 07.00 WIB). Andri menambahkan, pihaknya sampai saat ini terus berupaya menikmatkan daya listrik di Kepulauan Seribu. Beragam cara pun dilakukan.
Pertama dengan melakukan pemeliharaan kabel laut dan PLTD atau genset secara berkelanjutan. Kemudian, menyiapkan sumber daya manusia (SDM) atau teknisi untuk pemeliharaan sarana dan prasarana jaringan kabel laut dan PLTD atau genset. Pemprov DKI juga menggandeng PT PLN UID Jakarta Raya untuk menjaga ketersediaan dan kehandalan daya listrik di Kabupaten Kepulauan Seribu. “Pada tahun 2022 ini, kami akan membangun PLTS Rooftop di gedung SMK Negeri 61 dan SMAN 69 dengan kapasitas masing-masing sebesar 20 kWp,” ujarnya. Adapun SMK Negeri 61 berada di Pulau Tidung dan SMAN 69 Jakarta berada di Pulau Panggang.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sempat menyinggung soal ketimpangan sosial saat membahas Kabupaten Kepulauan Seribu di kanal youtube. Dalam unggahan itu, Anies menceritakan ketimpangan yang semakin meluas yang terjadi di Kepulauan Seribu dibandingkan daratan Jakarta. “Di Jakarta ada lima kota dan satu kabupaten. Nah, ketimpangan antara kota dan kabupaten terasa luas. Kotanya mengalami perkembangan, tapi kabupaten justru terlihat stagnan dan gap meluas,” ucapnya dikutip Selasa (16/8/2022). Oleh karena itu, sejak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2017 lalu, Gubernur Anies fokus dalam mengatasi ketimpangan antara kawasan daratan dan kepulauan.
Secara perlahan, kebutuhan dasar masyarakat Kepulauan Seribu yang terdiri dari 7.000 kepala keluarga (KK) atau sekitar 27.000 penduduk dipenuhi, mulai dari air bersih, tempat tinggal, kebutuhan pangan, hingga listrik. “Bila dibandingkan kecamatan di daratan jumlah 27.000 penduduk ini kecil. Tapi, bukan berarti kecilnya penduduk ini kecilnya pelayanan, justru sebaliknya. Kecilnya penduduk bukan berarti tertinggal,” ujarnya.
Gubernur Anies menyebut, pembangunan yang dilakukan di Kepulauan Seribu merupakan pesan bagi seluruh penduduk yang tinggal di kepulauan lain di Indonesia bahwa tinggal menunggu waktu semua akan tertangani dengan baik. “Jadi ketika kita bicara Kepulauan Seribu, ini bukan semata-mata soal menangani Jakarta, ini mengirimkan pesan optimis, positif bagi seluruh Indonesia. Ini kira-kira ilustrasi Kepulauan Seribu,” tuturnya. Ia pun menyinggung pasokan listrik yang kini sudah bisa dinikmati masyarakat yang tinggal 11 pulau berpenghuni selama 24 jam penuh. Padahal, pada 2018 lalu listrik belum bisa menjangkau 11 pulau tersebut hingga 24 jam lantaran mayoritas masih menggunakan genset. “Sekarang listrik sudah menerangi pulau berpenduduk selama 24 jam lewat instalasi kabel listrik bawah laut.
Sekarang mereka bisa menikmati listrik sama seperti saudara-saudara di daratan,” kata Anies. Syahuri, tokoh masyarakat Pulau Pari mengakui, kini seluruh pulau berpenghuni di Kepulauan Seribu sudah bisa menikmati listrik selama 24 jam penuh. “Dulu pakai diesel (genset), sekarang alhamdulillah sudah kabel bawah laut, listrik bisa dipakai 24 jam non stop,” ucapnya.
Walau demikian, ia mengakui bahwa belum semua pulau berpenghuni di Kepulauan Seribu dialiri listrik dengan kabel bawah laut. “Kalau untuk Pulau Sebira itu terlalu jauh lokasinya,” ujarnya. Untuk mengakali kelistrikan di pulau tersebut, Pemprov DKI akhirnya mengakalinya dengan mendirikan PLTS dan PLTD. PLTS untuk mengaliri listrik pada siang hari dan malam hari masyarakat tetap dapat menggunakan listrik dari genset yang disiapkan.