www,suara.com, Rabu, 21 September 2022
Suara
Pemprov DKI terus berupaya untuk menghadirkan hunian terjangkau bagi warga dengan lingkungan yang sehat dan nyaman. Hunian yang ramah lingkungan ini diharapkan dapat menciptakan ruang bagi tumbuh kembang dan pendidikan yang baik untuk anak.
Langkah konkret Pemprov DKI adalah dengan menghadirkan 1.348 unit hunian JAKHABITAT DP Nol Rupiah, yang terdiri dari 868 unit Menara Kanaya Nuansa Cilangkap (538 unit tipe studio dan 330 unit tipe 2 kamar) serta 480 unit Menara Swasana Nuansa Pondok Kelapa (236 unit tipe studio dan 244 unit tipe 2 kamar tidur).
Salah satu penghuni JAKHABITAT DP Nol Rupiah, Tomi Wahyudi, merasakan kenyamanan tinggal di hunian tersebut. Sebelum tinggal di sana, dia mengontrak rumah di daerah Plumpang, Jakarta Utara.
“Sebelumnya, saya tinggal di Jakarta Utara, di Plumpang. Ngontrak sebulan sejuta, sekarang cicil rumah 1,3 juta per bulan, tapi akan jadi milik sendiri. Tinggal di sini rasanya nyaman, aman, damai, dan guyub antarwarga,” ungkap Wahyu.
JAKHABITAT merupakan hunian berkualitas, ramah lingkungan, dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah dari Pemprov DKI, melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) yang berkolaborasi dengan Perumda Sarana Jaya. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan, Pemprov DKI Jakarta memfasilitasi seluruh kebutuhan hunian warganya. Bukan hanya mereka yang mencari hunian, tetapi juga mereka yang ingin memiliki hunian.
“Saya ingin ajak melihat skala luasnya, mengapa kita memiliki JAKHABITAT? Di dalamnya ada program DP Nol, Rusunawa, Penataan Kampung, hingga Sistem Informasi Perumahan Permukiman (SIRUKIM) untuk daftar bagi mereka yang mencari rumah. Namun, kita di (Pemprov DKI) Jakarta harus memfasilitasi, baik yang punya rumah maupun yang mencari rumah,“ ucap Anies.
Ia juga menjelaskan bahwa masyarakat merespons amat positif hunian DP Nol Rupiah. Hal itu terbukti dengan angka keterisian huniannya yang sudah mencapai 95 persen.
Sementara itu, Direktur Utama Perumda Pembangunan Sarana Jaya, Agus Himawan, menjelaskan, sebagai bagian dari JAKHABITAT, pembangunan dua tower Jakhabitat DP Nol Rupiah ini mengedepankan pula aspek Sustainable Development Goals (SDGs), integrasi, inklusi dan komunal.
“Hal tersebut secara konkret dibuktikan dengan aksesibilitas yang mudah di mana Menara Kanaya dan Menara Swasana dilengkapi dengan akses yang dekat dengan JakLingko dan LRT,” terang Agus.
Selain itu, hunian JAKHABITAT DP Nol Rupiah yang dibangun oleh Sarana Jaya merupakan hunian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, serta dapat memberikan kenyamanan dan kesejukan bagi para penghuninya, karena dilengkapi fasilitas taman bermain, ruang terbuka hijau (RTH), balai warga, pertokoan, lahan parkir, terintegrasi dengan Transjakarta dan JakLingko, lokasinya strategis di Jakarta Timur, serta dibangun dengan material terbaik dan standar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kemudian struktur bangunan juga ramah untuk kaum difabel dengan tersedia ramp di lobby dan WC khusus difabel.
Kampung Susun
Pemprov DKI membangun Kampung Susun dengan partisipatif dan kolaboratif bersama warga melalui Community Action Plan (CAP). Kampung Susun Akuarium Tahap I sebanyak 2 blok dan 107 unit sudah dihuni warga. Sedangkan Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung dengan 3 blok, 5 lantai, dan 75 unit hunian yang diperuntukkan bagi warga eks Bukit Duri yang terdampak program normalisasi Sungai Ciliwung pada 2016. Sementara Kampung Susun Kunir sebanyak 1 blok dan 33 unit hunian diperuntukkan bagi 33 Kepala Keluarga (KK) warga eks-Kampung Kunir yang terdampak penertiban jalan inspeksi Sungai Anak Kali Ciliwung pada 2015.
Marsha Chairudin, warga eks Kampung Kunir yang telah menetap selama 30 tahun, mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaannya karena dapat memiliki hunian yang lebih nyaman serta tertata.
“Senang sekali rasanya. Saya dan semua warga di sini sangat berterima kasih atas kehadiran Kampung Susun Kunir ini. Semoga kami semua yang tinggal di sini semakin betah, nyaman, diberikan kesehatan, serta kemudahan dalam menjalankan segala usaha,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Provinsi DKI Jakarta, Sarjoko, menyatakan, terdapat dua lokasi kampung susun yang sedang dalam proses pembangunan, yakni Kampung Susun Akuarium Tahap 2 sebanyak 3 blok dan 134 unit hunian, serta Kampung Susun Jalan Tongkol sebanyak 2 blok dan 128 unit hunian. Sehingga total kampung susun yang akan terselesaikan pembangunannya pada tahun ini sebanyak 11 blok dengan 477 unit hunian.
“Perencanaan juga mempertimbangkan ketentuan tata ruang kota yang berlaku, mendukung pelestarian cagar budaya, serta memenuhi kaidah teknis keandalan bangunan yang berwawasan lingkungan dan sesuai dengan kebutuhan warga sebagai penghuni,” terang Sarjoko.
Rusunawa
Pemprov DKI terus membangun pula rusunawa (rumah susun sewa). Selain fasilitas yang lengkap, manajemen penghunian pun dilakukan secara transparan dan cepat, karena pendaftaran dilakukan secara online melalui aplikasi Sistem Informasi Perumahan dan Permukiman (Sirukim).
Setiap unit rusunawa memiliki luas 36 m2, terdiri dari ruang keluarga, dua kamar tidur, dapur, kamar mandi, dan balkon yang didukung dengan material bangunan yang berkualitas baik, penggunaan lift yang dilengkapi dengan access card guna meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi semua penghuni rusunawa, sirkulasi dan pencahayaan yang baik di area koridor, serta ruang komunal atau ruang bersama sebagai tempat interaksi penghuni.
“Dengan menempati rusunawa yang berkualitas, sehat, serta terjangkau, akan mampu meningkatkan ikatan emosional dan rasa kepedulian sesama penghuni menuju keluarga yang makin sejahtera, rukun, dan bahagia. Masyarakat dapat mengakses aplikasi Sirukim atau datang langsung ke Galeri Huni di Taman Martha Tiahahu, Jakarta Selatan, untuk mendapatkan informasi lebih lanjut,” tutur Sarjoko.
Berikut 12 rusunawa yang diresmikan selama lima tahun ini:
1. Revitalisasi Rusunawa Penjaringan, Jakarta Utara. Terdiri dari 4 tower, 20 lantai, 1.010 unit dengan 1.008 unit hunian tipe 36 dan 2 unit hunian difabel beserta sarana prasarananya. Saat ini rusunawa sudah dihuni oleh 909 kepala keluarga;
2. Revitalisasi Rusunawa Karang Anyar, Jakarta Pusat. Terdiri dari 2 tower, 16 lantai, 421 unit dengan 420 unit hunian tipe 36 dan 1 unit hunian difabel beserta sarana prasarananya;
3. Revitalisasi Rusunawa Cipinang Besar Utara, Jakarta Timur. Terdiri dari 1 tower, 16 lantai, 239 unit dengan 238 unit hunian tipe 36 dan 1 unit hunian difabel beserta sarana prasarananya. Saat ini rusunawa sudah dihuni oleh 105 kepala keluarga yang merupakan warga relokasi dari kebakaran Pasar Gembrong;
4. Pembangunan Rusunawa PIK Pulogadung, Jakarta Timur. Terdiri dari 3 tower, 16 lantai, 511 unit dengan 507 unit hunian tipe 36 dan 4 unit hunian difabel beserta sarana prasarananya;
5. Pembangunan Rusunawa Ujung Menteng, Jakarta Timur. Terdiri dari 2 tower, 16 lantai, 422 unit dengan 420 unit hunian tipe 36 dan 2 unit hunian difabel beserta sarana prasarananya. Saat ini sedang dilakukan pengundian untuk penghunian rumah susun;
6. Pembangunan Rusunawa Cakung Barat, Jakarta Timur. Terdiri dari 3 tower, 16 lantai, 542 unit dengan 539 unit hunian tipe 36 dan 3 unit hunian difabel beserta sarana prasarananya;
7. Pembangunan Rusunawa PIK Pulogadung Tahap II, Jakarta Timur. Terdiri dari 6 tower, 16 lantai, 1.412 unit yang terdiri dari 511 unit rusun keluarga (507 unit hunian tipe 36 dan 4 unit hunian difabel) dan 901 unit rusun pekerja (897 unit hunian tipe 18 dan 4 unit hunian difabel tipe 36) beserta sarana prasarananya;
8. Pembangunan Rusunawa Pulo Jahe, Jakarta Timur. Terdiri dari 2 tower, 24 lantai, 750 unit dengan 748 unit hunian tipe 36 dan 2 unit hunian difabel beserta sarana prasarananya;
9. Pembangunan Rusunawa Padat Karya, Jakarta Utara. Terdiri dari 2 tower, 16 lantai, 377 unit dengan 375 unit hunian tipe 36 dan 2 unit hunian difabel beserta sarana prasarananya;
10. Pembangunan Rusunawa Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara. Terdiri dari 1 tower, 11 lantai, 151 unit dengan 150 unit hunian tipe 36 dan 1 unit hunian difabel beserta sarana prasarananya;
11. Rusunawa Pulogebang Penggilingan, Jakarta Timur. Terdiri dari 3 tower, 15 lantai, 522 unit dengan 520 unit hunian tipe 36 dan 2 unit hunian difabel beserta sarana prasarananya;
12. Rusunawa Daan Mogot, Jakarta Barat. Terdiri dari 4 tower, 16 lantai, dengan total 1.064 unit, 2 unit di antaranya merupakan hunian difabel beserta sarana prasarananya
Sarjoko menegaskan, peningkatan kualitas permukiman merupakan program prioritas Pemprov DKI Jakarta, dalam upaya menciptakan lingkungan hunian yang lebih tertata. Pembangunan ini akan terus dilakukan ke depannya untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal yang nyaman dan berkualitas bagi seluruh warga Jakarta.