www.suara.com, Kamis, 7 Juli 2022
Suara
Pemprov DKI terus menata Jakarta agar setara dengan kota-kota global. Salah satunya dengan menambah kenyamanan pejalan kaki dan pengguna transportasi umum melalui konsep complete street.
Dalam menata trotoar, misalnya, bukan sekadar memperlebarnya untuk kenyamanan pejalan kaki. Namun juga ditunjang dengan berbagai fasilitas lain, termasuk penataan kabel di atas trotoar. Kabel-kabel yang menjuntai di atas trotoar dirapikan dengan pemasangan Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) di bawah tanah.
“Konsep complete street pada intinya adalah menomorsatukan pejalan kaki. Desainnya dapat mengakomodir kebutuhan mobilitas dan aktivitas seluruh pengguna jalan secara inklusif, baik pejalan kaki, pesepeda, pengguna transportasi umum, dan pengguna kendaraan pribadi, termasuk pengguna jalan dari berbagai kelompok umur, gender perempuan, serta berkebutuhan khusus,” kata Kepala Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta Hari Nugroho.
Hari menambahkan, pengembangan complete street ini harus terintegrasi pula dengan pembangunan sarana, prasarana, dan utilitas umum lain, serta disesuaikan dengan karakteristik/konteks penataan kawasan yang dikembangkan.
“Contohnya, Jalan Sudirman atau Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, konsep complete street sangat memungkinkan untuk diterapkan. Namun, tidak semua trotoar di Jakarta bisa direvitalisasi menggunakan konsep tersebut,” terangnya.
Terdapat empat pertimbangan untuk menentukan sejauh apa trotoar di sebuah kawasan dapat dikembangkan, yakni aksesibilitas dan mobilitas pergerakan orang, integrasi antarmoda transportasi, aktivitas kawasan, serta ruang milik jalan. Selain itu, ketersediaan anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau pendanaan lainnya pun menjadi pertimbangan.
Satu contoh pengembangan trotoar dengan konsep complete street yang terintegrasi dengan transportasi publik adalah di kawasan Kebayoran Baru. Trotoar di kawasan tersebut mengusung konsep Transit Oriented Development (TOD). Dengan konsep ini, pejalan kaki dapat lebih mudah mengakses berbagai moda transportasi, seperti MRT, BRT, dan bus non–BRT.
Panjang Trotoar yang Direvitalisasi
Pada 2022, Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta akan merevitalisasi trotoar sepanjang 20,003 kilometer (km). Sedangkan selama 2016-2021, panjang revitalisasi trotoar di Jakarta sudah mencapai 337,02 km.
Lebih lanjut, Hari menuturkan, ada 19 trotoar yang akan ditata pada tahun ini. Penataan awal trotoar dilakukan di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Trotoar di Kebayoran Baru menjadi yang pertama direvitalisasi pada 2022 karena merupakan kawasan tempat tinggal, bisnis, pusat perbelanjaan, dan wisata, dengan potensi pengembangan wisata kuliner. Kemudian, penataan akan dilanjutkan di sejumlah ruas jalan (Kawasan Kebayoran Baru Lanjutan), yakni Jl. Trunojoyo, Jl. Cikajang, Jl. Gunawarman, Jl. Pattimura, serta Jl. Sultan Hasanudin. Selain itu ditata pula trotoar Jl. Juanda, Jl. Pecenongan, Jl. Penataran, Jl. Proklamasi, Jl. Matraman, Jl. KH Mas Mansyur (segmen selatan), Jl. Raden Saleh, Jl. Tanah Abang II (lanjutan), Jl. Gereja Theresia, Jl. Yusuf Adiwinata, Jl. Agus Salim, Jl. Inspeksi Kali Sunter, Jl. Tebet Raya (sisi selatan), Jl. Tebet Utara Dalam, Jl. Tebet Timur Raya (sisi timur depan taman), Jl. Pesanggrahan (lanjutan), Jl. Puri Kencana, Jl. Puri Wangi (lanjutan), Jl. I Gusti Ngurah Rai, Jl. Pahlawan Revolusi (selatan BKT), dan Jl. Layur (lanjutan).
Pembangunan SJUT
Sementara, pembangunan SJUT pada tahun ini berlangsung di sejumlah lokasi. Hari mengungkapkan, pembangunan SJUT yang dikerjakan PT Jakarta Propertindo berada di Jl. Trunojoyo, Jl. Sultan Hasanudin, dan Jl. Pattimura di Jakarta Selatan), serta Jl. Pemuda dan Jl. Matraman Raya di Jakarta Timur. Sedangkan pembangunan SJUT yang dilaksanakan oleh PD Sarana Jaya berlokasi di Jl. Penataran, Jl. Proklamasi, dan Jl. Pecenongan di Jakarta Pusat.
“Progres pembangunan SJUT pada tahun ini sedang menunggu penentuan mitra investor oleh BUMD Penerima Penugasan, sehingga kelanjutan pembangunan SJUT dapat segera direalisasikan setelah mitra investor diperoleh dalam waktu dekat,” ungkapnya.
Pengerjaan SJUT terlihat signifikan di Jl. Cikini, Jl. Trunojoyo, Jl. Sultan Hasanudin, dan Jl. Pattimura di Jakarta Selatan. Selain pembangunan SJUT, trotoar di sana juga direvitalisasi dengan konsep complete street, sehingga penataan trotoar beserta jaringan utilitas membuat kabel di udara tidak lagi semrawut.