www.detik.com, Jumat, 22 April 2022
Detik
PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta atau Bank DKI membukukan laba bersih Rp 198,01 miliar pada kuartal I/2022. Laba bersih tersebut didorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang meningkat 13,5%, dari sebelumnya sebesar Rp 629 miliar pada kuartal I/2021 menjadi Rp 713 miliar pada kuartal pertama tahun ini.
Adapun pendapatan operasional sebelum pencadangan (pre-provisioning operating profit/PPOP) tercatat tumbuh sebesar 44,7% menjadi Rp 395 miliar pada kuartal I/2022.
Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI Romy Wijayanto mengatakan membaiknya situasi pandemi Covid-19 telah mendorong pertumbuhan kinerja Bank DKI. Hal ini ditandai dengan penyaluran kredit Bank DKI yang tumbuh 13,7% menjadi Rp 38,3 triliun.
“Pertumbuhan kredit tersebut ditopang oleh penyaluran kredit pada sektor UMK [usaha mikro dan kecil] yang meningkat sebesar 26,1% dari Rp 1,4 triliun pada kuartal I/2021 menjadi Rp 1,77 triliun pada kuartal I/2022,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (22/4/2022).
Romy menuturkan Bank DKI akan terus mendorong pemberdayaan UMKM di Jakarta dan sekitarnya melalui penyaluran kredit dan pembiayaan kepada pedagang UMKM JakPreneur serta pedagang BUMD Pangan, seperti Perumda Pasar Jaya, Food Station, Dharma Jaya.
Untuk segmen konsumer, juga mengalami pertumbuhan secara tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 12,8% menjadi Rp 15,3 triliun pada kuartal I/2022. Selanjutnya, untuk segmen komersial mencapai Rp 14,45 triliun atau tumbuh 19,6%.
Adapun, pembiayaan di segmen syariah turut mengalami pertumbuhan sebesar 6,5 persen dari semula tercatat sebesar Rp 5,94 triliun pada kuartal I/2021 menjadi Rp 6,32 triliun pada periode yang sama tahun ini.
“Pertumbuhan kredit dan pembiayaan tersebut ditopang oleh peningkatan kapabilitas SDM di bidang kredit serta penyederhanaan proses bisnis melalui digitalisasi,” kata Romy.
Secara bertahap, Bank DKI juga terus melakukan perbaikan kualitas kredit yang terjaga dengan baik. Pada kuartal I/2022, Rasio NPL gross masih terjaga sebesar 3,05%, membaik dibandingkan periode sebelumnya sebesar 3,19%.
Dalam memitigasi berbagai risiko yang mungkin dihadapi ke depannya, Bank DKI secara konsisten terus melakukan peningkatan pencadangan yang ditandai dengan peningkatan coverage ratio Bank DKI menjadi sebesar 160,54%.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) Bank DKI turut mengalami pertumbuhan 34,32% menjadi Rp 57,74 triliun pada kuartal I/2022, sehingga mendorong total aset Bank DKI mencapai Rp 71,13% atau tumbuh sebesar 27,7% Pada kuartal pertama tahun ini, pendapatan berbasis komisi atau fee based income Bank DKI tercatat mencapai Rp 116 miliar.
Jumlah tersebut meningkat 19,6% jika dibandingkan kuartal I/2021 yang membukukan Rp 97 miliar. Romy menambahkan Bank DKI terus melakukan pengembangan produk dan layanan perbankan digital yang dimiliki melalui JakOne Community Apps untuk mengakomodasi perubahan perilaku nasabah dan masyarakat.
(fdl/fdl)