www.tempo.co, Selasa, 20 April 2021
Pemerintah DKI Jakarta masih mencari lahan di daerah yang bisa dikerjasamakan dengan konsep kontrak perkebunan untuk menjaga ketersediaan bahan pangan. Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo mengatakan, pihaknya mentargetkan total 10 ribu hektare.
“Sekarang kami melanjutkan sampai mencapai 10 ribu hektare,” kata dia saat dihubungi, Senin, 19 April 2021.
Menurut dia, permintaan beras Food Station selalu bertambah. Untuk itu, Food Station perlu menyiapkan stok gabah agar permintaan masyarakat terpenuhi.
Data per 5 April menunjukkan, Food Station telah bekerja sama dengan delapan daerah pemasok gabah kering panen. Delapan daerah itu antara lain Lampung, Sidoarjo, Sragen, Demak, Cilacap, Subang, Karawang, dan Indramayu.
Pamrihadi menyampaikan total ada 6.210 hektare lahan untuk panen gabah di delapan daerah itu. Food Station mentargetkan panen gabah mencapai 5,7 ton per hektare.
Dengan begitu, total gabah kering panen yang bisa diperoleh Pemerintah DKI dari hasil kerja sama adalah 35.397 ton. Kerja sama dengan konsep kontrak perkebunan ini telah berlangsung sejak 2018. Kerja sama dilakukan dengan para petani yang memproduksi gabah kering panen. Para petani ini memiliki lahan dan digabungkan ke dalam Gabungan Kelompok Tani atau Gapoktan.
Kontrak kerja sama akan diperpanjang setahun sekali. Food Station, mencari minimal 100 hektare lahan untuk menyediakan ketersediaan bahan pangan di satu lokasi. “Kalau kurang dari 100 hektare menjadi tidak produktif atau tidak efektif.”