Deretan Proyek ‘Kosmetik’ Pemprov DKI Saat Pandemi, Apa Urgensinya?

www.detik.com, Jumat, 9 APril 2021

Pemprov DKI Jakarta pada masa pandemi COVID-19 membuat sejumlah proyek ‘kosmetik’. Pemprov DKI Jakarta menyebut proyek ‘kosmetik’ itu dibiayai menggunakan dana pihak ketiga, bukan berasal dari APBD.

Fraksi PDIP DKI Jakarta pernah mengkritik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar mengurangi kegiatan beautification. Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta pada Minggu (9/2/2020) meminta Anies berfokus dalam penanganan banjir.

“Ini sebenarnya sudah diperingatkan dari jauh-jauh hari. Sudah dari awal tahun Fraksi PDI Perjuangan mengingatkan agar Gubernur Anies mengurangi program beautification dan fokus pada penanggulangan banjir, yang memang akan memasuki puncak musim hujan pada awal 2020 ini,” ujar Wakil Ketua F-PDIP DPRD DKI Ima Mahdiah saat dihubungi, Minggu (9/2/2020).

Lalu, apa saja proyek ‘kosmetik’ yang dibuat Pemprov DKI di masa pandemi?

  1. Tugu sepeda di Jalan Sudirman Jakpus

Proyek ‘kosmetik’ terbaru yang dilakukan Pemprov DKI adalah tugu sepeda. Tugu sepeda itu dibangun dengan anggaran dari pihak ketiga sebesar Rp 800 juta.

Tugu sepeda ini dapat anggaran dari kewajiban pihak swasta, pihak ketiga. Kemudian nilainya kurang-lebih Rp 28 miliar, termasuk tugunya yang Rp 800 juta,” kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (8/4/2021).

Riza menyampaikan pembangunan tugu sepeda ini bertujuan memberi ruang, khususnya kepada para pelaku seni, untuk berkreasi demi memperindah Ibu Kota. Dia juga memastikan anggaran bukan berasal dari APBD DKI Jakarta, melainkan dari pihak ketiga.

“Itu kan memberi ruang untuk pelaku seni berkreasi, seni untuk meningkatkan inovasi dan kreativitas dan mempercantik Jakarta. Anggaran dari pihak ketiga,” jelasnya.

Selain itu, politikus Gerindra tersebut memandang tugu sepeda ini sebagai bentuk keberpihakan Pemprov DKI memfasilitasi para pesepeda. Dia berharap, ke depan, sepeda bisa dijadikan sarana transportasi bagi warga Ibu Kota.

“Kami berharap, ke depan, sepeda ini tidak hanya sebagai alat olahraga, rekreasi, dan ke depan tapi transportasi. Ini bagian integrasi layanan transportasi publik di Jakarta,” ucapnya.

  1. Atap Rumah Warna-warni di Flyover Tapal Kuda

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memamerkan hasil pengecatan atap rumah yang berwarna-warni di sekitar flyover tapal kuda, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Pengecatan itu kini sudah rampung.

Tampilan baru atas rumah di sekitar flyover itu diunggah di akun Instagram Pemprov DKI Jakarta @dkijakarta pada Sabtu (16/1/2021). Terlihat ada beberapa foto dan satu video yang diunggah akun Instagram resmi Pemprov DKI itu.

Foto dan video itu terlihat diambil dari udara. Tampak tampilan atap yang berwarna-warni di atap rumah sekitar flyover tersebut. Terlihat juga gambar ondel-ondel yang menambah hiasan dari atap rumah itu.

“Selamat siang, dari kawasan jalan layang tapal kuda, Lenteng Agung, Jakarta Selatan! Sejak 2 Desember 2020 lalu, permukiman warga di sekitar kawasan ini dipercantik, dengan pengecatan tematik menggunakan cat warna-warni, melibatkan 218 rumah warga di wilayah RW, 01, 02, 03 dan 05,” demikian keterangan yang ada dalam unggahan tersebut.

Program ini disebut merupakan hasil kolaborasi Pemprov DKI dengan Dewan Kesenian Jakarta.

“Program beautification yang kini telah rampung ini adalah hasil kolaborasi Pemprov DKI Jakarta, Dewan Kesenian Jakarta yang membuat desain, perusahaan produksi cat, dan warga,” bunyi dalam keterangan.

Program pengecatan flyover tapal kuda ini sempat menjadi sorotan anggota Dewan.

Proyek tersebut mendapat kritik dari Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta. NasDem mempertanyakan urgensi proyek tersebut.

“Nah, itu kan ngapain, kita perlu lihat juga tujuannya apa buat diwarna-warnain kan. Estetikanya pun dari apa gitu kan,” kata Wakil Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Nova Harivan Paloh saat dihubungi, Sabtu (16/1/2021) malam.

Nova juga tidak melihat urgensi dari pengecatan atap rumah di kawasan flyover tapal kuda itu. “Saya kira sih nggak ada sisi urgen, atau urgensinya tuh nggak ada ya dalam hal ini ya,” kata Nova.

Nova menilai pengecatan atap rumah di sekitar flyover tapal kuda kurang penting. Menurutnya, justru pengerjaan dan fungsi dari flyover tapal kuda yang jauh lebih penting.

“Tapi yang paling penting lagi pertama kita apresiasi bahwa flyover itu sudah mau jadi sebentar lagi, kan. Itu kan mampu mengurangi kemacetan dan lain-lainlah. Tapi kalau masalah pengecatan sih nggak terlalu penting juga sih,” ucapnya

  1. Revitalisasi JPO Sudirman untuk Kenang Nakes

Pemprov DKI Jakarta akan melakukan revitalisasi JPO Karet Sudirman. Dinas Bina Marga DKI menyebut revitalisasi ini akan bertema kapal pinisi. Selain itu, akan disediakan fasilitas jembatan penyeberangan sepeda dan anjungan pandang Jakarta pada revitalisasi itu.

Nantinya, Pemprov DKI Jakarta juga akan memasang CCTV di sekitar anjungan JPO Karet Sudirman untuk keamanan. Selain itu, galeri apresiasi pejuang COVID-19 dari tenaga kesehatan juga akan disediakan.

Lebih lanjut, revitalisasi JPO Karet Sudirman ini akan dilengkapi lift yang mampu mengangkut sepeda dan pengendaranya, berikut dengan ruang khusus untuk pesepeda.

“Kabar baik untuk warga Jakarta, ada rencana revitalisasi JPO Karet Sudirman yang didedikasikan untuk mengenang perjuangan dan pengorbanan tenaga medis dalam menangani pandemi virus Corona (COVID-19),” tulis Dinas Bina Marga DKI Jakarta dalam akun Facebook resminya seperti dilihat, Jumat (29/1/2021).

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengungkapkan anggaran revitalisasi JPO Sudirman akan menggunakan dana koefisien lantai bangunan (KLB). Hari menyebut revitalisasi ini perlu dilakukan untuk penguatan struktur dan keselamatan warga.

“Pakai non-APBD. Pakai dana KLB. Jembatan itu sudah memerlukan perkuatan struktur untuk menjaga keselamatan pengguna,” kata Hari melalui pesan singkat, Jumat (29/1/2021).

Hari menerangkan revitalisasi JPO Sudirman dilakukan sebagai kampanye untuk perpindahan moda ke rendah emisi. Sementara itu, fitur yang akan dihadirkan untuk mengenang jasa tenaga kesehatan hanya sebagai tambahan bangunan.

“Mempromosikan mobilitas aktif dan perpindahan moda ke rendah emisi. Adapun penghormatan kepada tenaga kesehatan adalah fitur tambahan karena pembangunannya bertepatan dengan pandemi,” ungkapnya.

Hari menyebut revitalisasi JPO Sudirman ini merupakan revitalisasi lanjutan. Perencanaannya pun, sebut Hari, sudah dilakukan sebelum pandemi Corona mewabah.

“JPO ini adalah kelanjutan revitalisasi JPO sebelumnya di Jalan Sudirman, di mana perencanaannya sudah dimulai sejak sebelum pandemi,” tuturnya.