Berita Satu, Kamis, 25 Februari 2021
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) mengatakan bahwa Jakarta membutuhkan 1,8 juta sumur resapan. Namun, menurut Ariza, 1,8 juta sumur resapan tersebut tidak bisa selesai dikerjakan dalam waktu 5 tahun atau satu periode jabatan gubernur.
“Perlu kami jelaskan kembali, yang dimaksud Pak Gubernur (Anies Baswedan) 1,8 juta itu kebutuhan Jakarta, bukan harus dipenuhi dalam 5 tahun atau dalam 1 tahun. Tidak mungkin, itu kebutuhan Jakarta sejauh ini,” ujar Ariza di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (24/2/2021).
Ariza menyamakan membangun sumur resapan sama dengan membangun MRT. Dia mencontohkan MRT membutuhkan panjang 230 kilometer di Jakarta. Angka tersebut, kata dia, merupakan kebutuhan MRT, bukan angka yang menjadi target satu tahun atau 5 tahun.
“Jadi kita ini punya perencanaan jangka panjang. Dalam jangka panjang, kebutuhan sumur resapan itu 1,8 juta, kebutuhan MRT umpamanya 230 km, apa mungkin satu periode? Tidak mungkin. Mungkin dua, tiga, empat periode ke depan. Memang ini membutuhkan waktu,” ungkap dia.
Selain itu, Ariza mengatakan 1,8 juta sumur resapan tersebut tidak bisa dikerjakan oleh Pemprov semata–mata. Menurut dia, pihak swasta juga perlu bertanggung jawab untuk membangun sumur resapan misalnya developer, pemilik gedung, pemilik apartemen, perkantoran dan industri.
“Kemudian juga harus dapat dukungan dari pihak warga. Setiap warga nanti kita minta juga membangun sumur resapan di rumah masing–masing. Terlebih di daerah yang berpotensi banjir. Baru yang ketiga itu menjadi kewajiban kami, baik Pemprov, maupun BUMD untuk bangun sumur resapan,” pungkas Ariza.
Ariza mengatakan hingga saat ini, Pemprov DKI Jakarta sudah membuat 3.964 sumur resapan di sejumlah tempat, seperti di ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA), gedung pemda, sekolah, taman kota, dan masjid.
Pernyataan Ariza sedikit berbeda dengan apa yang menjadi target yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017–2022, yakni 1,8 juta titik sumur resapan. Pembuatan sumur resapan ini menjadi salah satu program pengendalian banjir Jakarta. Pengerjaan sumur dimulai 2020 hingga 2022, memiliki target 60 titik sumur resapan tiap satu rukun tetangga (RT).
Perinciannya, 82.020 sumur resapan dari 1.367 RT di Jakarta Pusat, 364.620 sumur resapan dari 6.077 RT di Jakarta Selatan, 311.940 sumur resapan dari 5.199 RT di Jakarta Barat, dan 428.160 sumur resapan dari 7.136 RT di Jakarta Timur. Sementara itu, untuk sumur resapan tak akan dibangun di Jakarta Utara.