JAKARTA – Direktur Utama Rumah Sakit Sumber Waras, Abraham Tedjanegara mengungkapkan, alasan pihaknya menjual sebagian lahan karena berencana akan merenovasi ulang rumah sakit swasta di Jakarta yang sudah berusia puluhan tahun itu.
Abraham mengatakan, RS Sumber Waras memiliki lahan seluas 69.888 meter persegi, rencananya renovasi akan dibangun di atas lahan itu.
“Berharap sih semua lahan ini punya Sumber Waras dan kita bangun semuanya,” ujar Abraham saat ditemui di kantornya, Senin 18 April 2016.
Namun, lanjut Abraham, pihak Yayasan Kesehatan Sumber Waras sebagai pemilik rumah sakit tak memiliki banyak modal untuk membangun ulang. Alhasil, Abraham sebagai pengelola dan pihak yayasan sebagai pemilik rumah sakit sepakat untuk menjual sekitar setengah dari luas lahan yang dimilikinya itu.
“Boleh dong cita-cita setinggi langit tapi kan realitanya modalnya kurang, ya kita jual sebagian ke pemerintah DKI Jakarta,” ungkap Abraham.
Ia pun menjual lahan yang ada di sayap kiri dari lokasi rumah sakit itu ke Pemprov DKI Jakarta pada 17 Desember 2014 dengan luas 36.441 meter persegi senilai Rp755,6 miliar.
Abraham menceritakan, sebelum dibeli Pemprov DKI Jakarta, lahan itu sempat dibeli oleh pihak pengembang swasta yakni PT Ciputra Karya Utama untuk dijadikan apartemen. Namun, karena tak kunjung mendapatkan izin untuk mendirikan apartemen dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, mereka sepakat untuk membatalkan pembelian lahan itu.
“Pada 9 Desember 2014, secara resmi terjadi pembatalan kontrak antara RS Sumber Waras dengan Ciputra. Kontrak itu batal karena Ciputra tidak bisa memenuhi persyaratan yang ada. Pada tanggal tersebut juga dikembalikan DP sebesar Rp50 miliar yang sebelumnya diberikan oleh Ciputra,” beber Abraham.
(Baca juga: Ahok Transfer Uang Pembelian Sumber Waras Secara Diam-Diam)
Abraham berharap, pembangunan rumah sakit yang ia rencanakan itu dapat segera terwujud. Ia menargetkan pembangunan rumah sakit di lahan yang dimiliki Yayasan Kesehatan Sumber Waras itu dapat terwujud dalam waktu enam tahun mendatang.
“Mudah-mudahan terearilisasi pada enam tahun ke depan. Karena kita juga sudah beli alat-alat baru,” pungkasnya.
(sus)