80 Persen Anggaran JIS Pinjam Pusat, Pemprov DKI Belum Berencana Undang Jokowi Saat Grand Launching

www.suara.com, Selasa, 24 Mei 2022
Suara

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Marullah mengakui pihaknya sampai saat ini belum mengundang Presiden Joko Widodo dalam acara grand launching Jakarta International Stadium (JIS) 25 Juni nanti. Padahal, sekitar 80 persen anggaran pembangunan JIS menggunakan pinjaman dari pemerintah pusat.
Pembangunan JIS sendiri menggunakan dana pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang merupakan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari Pemerintah Pusat.
Menurut Marullah, sejauh ini pihaknya baru mengundang pejabat di tingkat daerah saja. Sebab, grand launching JIS dibarengi dengan puncak acara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-495 DKI Jakarta.
“Saya ingin tegaskan acara ini memang acara lokal Jakarta, biasanya kita mengundang dilingkup kita saja, paling jauh biasanya di kementerian,” ujar Marullah di Balai Kota, Senin (23/5/2022).
Menurut Marullah, biasanya acara perayaan HUT DKI tak biasa mengundang Presiden. Bahkan di era Gubernur sebelumnya hanya pejabat lingkup DKI Jakarta saja yang diundang.
“Seperti pada hajatan tahun-tahun sebelumnya, undangan dari saat launching biasanya dari lingkungan provinsi saja,” tuturnya.
Kendati demikian, Marullah mengatakan tak menutup kemungkinan pihaknya akan mengundang Jokowi nantinya.
“Soal nanti kami mengundang presiden atau tidak, kami akan komunikasikan. Masih ada waktu beberapa hari ke depan,” tutur Marullah.
“Mudah-mudahan nanti apabila kelihatan memungkinkan untuk kita mengundang para pejabat di tingkat pusat akan kami laksanakan,” tambahnya memungkasi.
Diberitakan sebelumnya, Anggota DPRD DKI Jakarta dari fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak mengkritisi soal Gubernur Anies Baswedan yang menyebut Jakarta International Stadium (JIS) merupakan sebuah mahakarya. Menurut Gilbert tindakan itu tidak sepatutnya dilakukan.
Gilbert menyamakan Anies dengan pelukis yang narsis. Pasalnya, artis tidak pernah dengan sendirinya menyebut lukisannya adalah mahakarya.
“Seorang pelukis tidak pernah menyatakan lukisannya mahakarya, tetapi orang lain yang memujinya,” ujar Gilbert kepada wartawan, Rabu (4/5/2022).
“Bukan diri sendiri yang memuji atau narsisme,” tambahnya.
Gilbert juga menilai ungkapan mahakarya oleh Anies sangat berkesan politis dengan tujuan kampanye di Pemilu tahun 2024. Hal ini disebutnya juga tidak pantas karena Anies masih menjabat sebagai Gubernur.
“Ucapan mahakarya menunjukkan kesan lebih fokus ke kampanye untuk 2024 daripada kepada warga DKI yang tersisihkan, padahal Anies masih terima gaji. Ini kurang beretika,” tuturnya.
Selain itu, Anies juga disebutnya juga harus mengungkapkan proses perjalanan pembangunan JIS. Proyek ini sudah sempat mangkrak karena pandemi Covid-19 tapi dilanjutkan dengan menggunakan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Pembangunan JIS hampir mangkrak hingga akhirnya Pusat turun tangan menalangi 80 persen biaya,” ucapnya.
Rencana pembangunan JIS juga disebutnya sudah ada sejak Gubernur sebelumnya. Karena itu, tidak seharusnya Anies mengambil semua pujian atas rampungnya pembangunan stadion kandang Persija Jakarta itu.
“Ini sesuatu yang tidak baik, kurang etis, seakan ingin mengatakan karya pribadi. Lebih dari 80 persen adanya JIS adalah karya Pusat dan para Gubernur sebelumnya,” imbuh dia.