Kasus Covid-19 Melonjak, Anies: Bukan Urusan Pemerintah Saja, tetapi Juga Rakyat

Sejumlah warga yang teridentifikasi positif Covid-19 menunggu evakuasi untuk dibawa isolasi mandiri ke Wisma Atlet dari Puskesmas Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (10/6/2021). Kasus corona di Jakarta terus mengalami kenaikan usai libur Lebaran. Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat 2.096 kasus positif baru di Jakarta pada 10 Juni 2021 yang berdomisili di Jakarta. Dengan penambahan 2.096 kasus corona hari ini, secara kumulatif, total kasus corona di Jakarta mencapai 440.554 kasus. Temuan ini juga membuat kasus aktif melesat menjadi 12.820 orang. Sesuai PPKM Mikro periode 7 – 13 Juni 2021, ada 3 RT zona merah dan 23 RT zona orange yang dilakukan tracing masif. Distribusi RT PPKM dengan penularan yang cukup tinggi terjadi di wilayah Cipayung, Cengkareng, Cilincing, Ciracas, Pasar Minggu, Kemayoran, dan Pulogadung.
Penambahan kasus ini merupakan catatan tertinggi sejak libur lebaran. Bahkan, catatan kasus baru harian yang mencapai 2.000 orang terakhir terjadi pada Februari 2021. BeritaSatuPhoto/Joanito De Saojoao.

Jakarta, Beritasatu.com – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengingatkan seluruh rakyat terutama di Jakarta bahwa pengendalian Covid-19 bukan hanya urusan pemerintah semata. Namun, kata Anies, kasus Covid-19 adalah urusan yang melibatkan seluruh rakyat.

Oleh karena itu, semua pihak perlu kerja bersama dalam mengendalikan kasus Covid-19 di Jakarta yang terus melonjak.

“Yang sedang kita hadapi ini adalah urusan melibatkan seluruh rakyat, bukan hanya urusan yang melibatkan jajaran pemerintahan. Dengan demikian, ketika kita berbicara tentang pengelolaan, pengendalian kasus Covid-19, maka yang harus taat, yang harus menjalankan adalah seluruh rakyat, bukan hanya aparatur sipil pemerintah, TNI, polisi,” ujar Anies dalam acara webinar BPK, Kamis (17/6/2021).

Menurut Anies, ketika WHO mendeklarasikan bahwa Covid-19 merupakan sebuah pandemi pada 11 Maret 2020 lalu, maka pada saat itu Covid-19 menjadi urusan seluruh rakyat yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Karena itu, kata Anies, perlu ada arah dan langkah bersama antara pemerintah dan rakyat untuk menangani pandemi Covid-19 ini.

“Tanggal 11 Maret 2020, WHO mendeklarasikan bahwa epidemi (Covid-19) sudah berubah jadi pandemi. Kata-katanya sangat sederhana sekali, epidemi jadi pandemi, tetapi konsekuensinya dahsyat. Begitu disampaikan pandemi, maka ini adalah peristiwa akan menyangkut semua orang di semua negara untuk waktu yang panjang,” jelas Anies.

Dalam situasi pandemi seperti ini, kata Anies, peran pemerintah adalah membangun kepercayaan dari masyarakat sehingga apa yang diminta oleh pemerintah untuk mencegah Covid-19, bisa dijalankan oleh masyarakat. Menurut dia, kepercayaan ini memiliki tiga unsur, yakni integritas, kompetensi dan kedekatan.

“Karena itu, arah kebijakan yang kami ambil (Pemprov DKI) menyampaikan (data) apa adanya, tidak ditambah, tidak dikurangi, tidak ada yang ditutup-tutupi. Mengapa semuanya serba transparan karena tujuannya membuat rakyat percaya pada apa yang dikatakan Pemprov, percaya pada semua informasi yang disampaikan oleh Pemprov karena kita akan melewati masa wabah ini untuk waktu yang panjang,” pungkas Anies.

 

Sumber: BeritaSatu.com