Upacara Bendera Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-105

Hari Kebangkitan Nasional ke 105

Jakarta, 20 Mei 2013

BPK RI Perwakilan Provinsi DKI Jakarta melaksanakan upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-105, Senin (20/5). Upacara berlangsung khidmat dan tertib, bertindak sebagai Pembina Upacara, Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi DKI Jakarta, Dr. Blucer W. Rajagukgug, S.E., S.H., M.Sc., CFE. Ak dengan Komandan Upacara Aditya Indi Pratama. Upacara peringatan Harkitnas ini dihadiri oleh Pejabat Struktural dan Fungsional serta seluruh Pegawai di lingkungan BPK RI Provinsi DKI Jakarta.

Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan menyampaikan pidato dari Menteri Komunikasi dan Informatika. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-105 tahun ini mengangkat tema ”Dengan Semangat Kebangkitan Nasional, Kita Wujudkan Demokrasi Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 Menuju Indonesia Yang Maju dan Modern dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Tema tersebut membawa pesan, bahwa perjuangan bangsa Indonesia belum lagi berakhir. Dengan semangat momentum harkitnas kita teruskan perjuangan para pendahulu kita untuk menuju Indonesia maju, modern, berkeadilan dan sejahtera, berdemokrasi serta bermartabat. Mampu melecut kembali nilai kebersamaan sebagai bangsa dalam menghadapi globalisasi dengan menggelorakan rasa bangga dan cinta tanah air.

Dengan memperingati Harkitnas, dapat dijadikan sebagai momentum mengenang semangat perjuangan para pendiri bangsa atau the founding fathers. Upaya ini dilakukan untuk  menjadikan teladan bagi generasi muda.

“Mereka telah berjuang tanpa pamrih, penuh pengorbanan, kesabaran, dan keberanian mengusir penjajah dari bumi pertiwi ini,” tegas Kalan, membacakan sambutan tertulis Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring.

Para pejuang telah berhasil membangun kebersamaan dan persatuan antar elemen bangsa. Mereka mengedepankan dialog yang konstruktif bagi pemecahan persoalan bangsa yang dihadapi kala itu, sehingga problem-problem pelik dibidang politik, ekonomi maupun sosial bangsa ini dapat terpecahkan. Mereka telah menorehkan tinta emas sejarah pada Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908, berlanjut dengan penggalangan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang akhirnya berbuah manis pada hari Proklamasi 17 Agustus 1945, jelas Blucer.

Tidak ada bangsa yang akan maju tanpa perjuangan keras. Tidak ada bangsa yang akan maju tanpa pengorbanan. Dan Tuhan tidak akan merubah nasib suatu bangsa, kecuali mereka berusaha merubah diri mereka masing-masing.